Jadi, kata dia, harusnya, surat pemecatannya datang dari DPP Partai Gerindra.
"Jangan keliru memecat. Mekanismenya MKP itu bersidang, kemudian majelis itu merekomendasikan kepada DPP, misalnya saya dipecat atau apa. Tergantung DPP, mau mecat atau apa, gitu loh. Jadi nggak bisa MKP," tegasnya.
Lebih lanjut, Taufik mengakui pernah dipanggil MKP terkait aktivitas politiknya belakangan ini.
Di antaranya ialah memunculkan wacana Airin Rachmi Diani sebagai calon Gubernur DKI dan pernah mendoakan Anies sebagai presiden pada 2024.
Dia mengatakan, doanya itu dia sampaikan dalam kapasitasnya sebagai Ketua KAHMI Jaya di mana Anies dan Riza Patria adalah anggota KAHMI Jaya.
"Anies, Ariza itu anggota saya, gitu. Wajar saja saya mendoakan anggotanya naik kelas. Nah itu saya pernah dipanggil. Saya nggak tahu karena itu terus dihubung-hubungkan terus dipecat, sudahlah buat saya nggak ada masalah, biasa- biasa saja," jelas Taufik.
"Saya nggak tau apa karena itu lalu ujung-ujungnya saya dipecat. Buat saya ini biasa aja. Nggak ada masalah," pungkasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya diberitakan, Majelis kehormatan Partai Gerindra memecat Mohamad Taufik sebagai kader Partai Gerindra terhitung mulai hari ini, Selasa 7 Juni 2022.
Diketahui, hasil pemecatan tersebut dari hasil sidang MKP Gerindra yang digelar hari ini, Selasa.
Namun, Mantan Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Mohamad Taufik bantah pemecatan dirinya oleh Majelis Kehormatan Partai Gerindra.
Menurutnya, ia bahkan belum mengetahui bahwa dirinya dipecat oleh Partai yang telah membesarkan namanya itu.
"Saya baru mendengar bahwa terjadi pemecatan pada diri saya oleh majelis mahkamah partai," ucap Taufik saat konferensi pers di Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 7 Juni 2022.