ADVERTISEMENT

Janda STNK Terlilit Utang ke Dukun Malah Digoyang

Jumat, 3 Juni 2022 05:51 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JANDA STNK TERLILIT UTANG KE DUKUN MALAH DIGOYANG – 

Pepatah “keledai takkan terperosok 2 kali di lobang yang sama” tak berlaku bagi janda Herwina, 40, dari Banjarmasin ini.

Dulu pernah ketipu dukun cabul, kok sekarang ketika terlilit utang kembali ke dukun yang sama. Gagal memperoleh uang banyak, justru janda STNK ini kembali digoyang oleh dukun Hirman, 50.

Nggak di Jawa nggak di Kalimantan, dukun kalau tidak cabul rasanya kok nggak afdol ya? Uniknya, meski di mana-mana banyak dukun mencabuli pasiennya, orang masih percaya saja sama dukun, padahal bagi orang beragama, itu dilarang keras.

Tapi dalam kondisi terdesak bin kepepet, orang memang suka berspekulasi, main untung-untungan dan keluar dari logika. Akibatnya, aset pribadi kadung ternoda, apa yang diinginkan tak diperoleh juga.

Nasib janda Herwina dari Banjarbaru, Banjarmasin (Kalsel) benar-benar seperti keledai bloon. Kalau keledai yang pintar, sekali ketipu tidak mau lagi ditipu kedua kalinya.

Lha Herwina ini lain, spekulatif banget, yang kedua ini pasti tidaklah. Padahal yang kedua ini lebih parah lagi dikadali dukun cabul Hirman. Selain kena dia punya bonggol, sejumlah benggol juga harus dikeluarkan Herwina.

Sekitar 5 tahun lalu, ketika masih ada suami dia pernah datang ke dukun Hirman yang tinggal di Karang Intan. Dia konsultasi karena rejekinya kok susah amat, usaha juga tidak lancar, padahal kala itu sama sekali belum ada Covid-19.

Dia dengar kabar bahwa dukun Hirman mampu mendatangkan uang dari alam gaib berkat ilmu kebatinannya yang tinggi.

Tanpa sepengetahuan dan seizin suami, Herwina datang menemui dukun Hirman. Sebelum terapi dimulai, mbah dukun sudah bicara pahitnya dulu. Maksudnya, sebelum ada dana cash turun dari langit, harus melalui prosesi persetubuhan bak suami istri.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT