Duet Ganjar-Anies di Pilpres 2024 Dinilai Dapat Tekan Politik Identitas

Jumat 03 Jun 2022, 15:13 WIB
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. (foto: ist)

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. (foto: ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Muncul wacana menduetkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk Capres dan Cawapres di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Duet duo gubernur ini dinilai dapat menekan politik identitas.

Demikian disampaikan pengamat politik Ray Rangkuti yang dihubungi di Jakarta pada Jumat, 3 Juni 2022.

Ia menambahkan, pertimbangan memasangkan keduanya, nampaknya, tidak sekadar karena elektabilitas keduanya tertinggi dari hasil berbagai lembaga survei belakangan ini.

'"Tapi juga sebagai upaya memadamkan politisasi politik akibat residu politik identitas dari Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, dan Pilpres sebelumnya. Dengan memasangkan keduanya, pembelahan politik akan dapat diminimalisir, dan politik identitas akan dapat ditekan," terang Ray.

Ray menjelaskan, usulan duet Ganjar-Anies berasal dari Ketua Umum Projo, Budi Aries Setiadi yang menyebut Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengusulkan duet tersebut untuk Pilpres 2024.

Ray yang juga Direktur Lingkar Madani Indonesia menilai Partai NasDem, nampaknya, telah menetapkan pilihan Capres sebelum Rakernas yang akan dilaksanakan  pada pertengahan Juni 2022 ini.

"Tentu saja, langkah ini lebih jauh melompat dari janji yang pernah mereka ungkapkan kepada publik bahwa NasDem akan melaksanakan konvensi penjaringan Capres 2024 kemudian dibatalkan dengan menggantinya melalui mekanisme Rakernas," terang Ray.

Di sisi lain, lanjut Ray,  kabar yang beredar luas, bahwa Jokowi menjagokan Ganjar sebagai Capres. Ini akan berimplikasi pada hubungan koalisi PDIP dengan Pemerintahan Jokowi. 

 

Pengamat politik Ray Rangkuti. (foto: ist)

Bakal Kesulitan

Namun demikian, menurut Ray, usulan duet Ganjar dan Anies adalah akan menghadapi kesulitan karena kedua orang itu, bukan non partai politik, meskipun itu bukanlah sesuatu yang baru dalam fakta politik Indonesia karena hal yang sama juga terjadi pada duet Jokowi dan Ma'ruf Amin.

"Politik Indonesia memang lentur dan tanpa garis, sama sekali. Yang berseteru dengan mudah dapat dalam satu barisan, begitu sebaliknya," Ray menambahkan. (johara)

Berita Terkait

News Update