“BRO, boleh pinjam duit, mau bayar kurang nih..” tanya mas Bro kepada kedua sohibnya, Yudi dan Heri, selesai maksi di warteg milik Ayu Bahari.
“Lah, tadi lo pakai traktir teman segala. Kalau dompet lagi tipis, mestinya jangan ajak – ajak teman makan,” jawab Yudi mengingatkan.
“Iya sorry. Gue tadi traktir teman cuma sok – sokan aja biar nggak malu,” kata Mas Bro terus terang.
“Itu namanya kementhus ora pecus,” kata Heri menimpali. “Artinya lo jual lagak doang.Traktir sampai 3 orang biar kelihatan banyak uang, ternyata mau bayar kurang, akhirnya ngutang..” tambah Heri.
‘Kali ini terpaksa. Lain kali nggak kementhus, tapi kemlinthi,” kata mas Bro.
“Itu sih sebelas duabelas. Lagian ngapain, kemlinthi segala?”tanya Heri.
“Gue kepengin viral seperti pak Ganjar Pranowo,” kata mas Bro ngasal.
“Memangnya pak Ganjar kemlinthi?,” kata Yudi menimpali. ‘Itu kan penilaian, tetapi belum tentu sesuai kenyataan.”
“Tapi kan, dengan munculnya penilaian kemlinthi pak Ganjar semakin viral. Benar nggak sih?,” tanya mas Bro.
“Udah dech..ga usah ikut- ikutan pak Ganjar, kita nggak level,” kata Heri. Dia menambahkan. Lagi pula penilaian dalam dunia politik itu sah – sah saja. Dan, kalau ada satu penilaian akan memunculkan penilaian yang lain, akan ada respon. Itu wajar – wajar saja.
Kita sebagai rakyat tinggal menonton. Kalau mau ikut meramaikan kolom komentar juga boleh, nggak dilarang.