Jadi Partner Country Hannover Messe 2023, Indonesia Akan Promosikan Multiplier Effect Making Indonesia 4.0 

Kamis 02 Jun 2022, 09:36 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan keterangan kepada media saat melakukan Sidak ke distributor  Minyak Goreng Curah Bersubsidi di Cipete, Jakarta Selatan, 14 April 2022.(Ist)

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan keterangan kepada media saat melakukan Sidak ke distributor Minyak Goreng Curah Bersubsidi di Cipete, Jakarta Selatan, 14 April 2022.(Ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Indonesia resmi menjadi partner Country Hannover Messe 2023. Hal ini ditandai dengan handover ceremony dari Portugal sebagai Partner Country Hannover Messe 2022 kepada Indonesia.

Sementara itu, gelaran pameran industri terbesar sedunia akan dilakukan tahun depan. Indonesia akan kembali menampilkan perkembangan dan potensi sektor industri di Indonesia melalui implementasi Industri 4.0

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mewakili Indonesia menerima estafet Partner Country dari Menteri Perekonomian dan Kelautan Portugal Antonio Costa Silva dalam rangkaian Hannover Messe 2022 di Hannover, Jerman.

"Indonesia akan kembali menjadi partner country setelah pertama kali mendapatkan status yang sama di tahun 1995 serta di tahun 2021 yang merupakan digital edition dari pelaksanaan pameran tersebut," kata Agus Gumiwang Kartasasmita dikutip dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).

Selain itu, Aguse juga berujar pihaknya terus mendorong transformasi ekonomi linier ke ekonomi sirkular untuk sektor manufaktur. 

"Di bawah program Making Indonesia 4.0, Indonesia berkeinginan untuk memperkuat multiplier effect (efek domino) dari lingkungan dan ekonomi yang berkelanjutan, guna menjaga kesinambungan sumber daya, regenerasi bahan baku, dan menggali potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan," ujar dia.

"Fokus utama kami dalam memperluas praktik ekonomi sirkular saat ini adalah memanfaatkan sisa atau residu konsumsi untuk bahan baku industri," tambahnya.

Agus mengungkapkan, industri manufaktur memegang peranan penting dalam mewujudkan prinsip pembangunan berkelanjutan, termasuk di dalamnya ekonomi sirkular dan pengembangan energi terbarukan (EBT). 

"Dengan memproduksi barang yang dapat didaur ulang dan menggunakan bahan baku daur ulang, sektor industri daur ulang juga diharapkan dapat mendukung substitusi bahan baku impor," ungkapnya.

Kendati demikian, Agus mengaku masih banyak tantangan dan kendala dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

"Kami terus memperluas kebijakan untuk mempercepat dan meningkatkan keseluruhan proses dan kemajuan dalam mencapai tujuan dan sasaran keberlanjutan," pungkasnya. (Nitis)

Berita Terkait

News Update