"Dan ke enam, menerapkan sistem transparansi dan akuntabilitas melalui Rekonsiliasi data BNBA (by name by address) PBS yang telah dilengkapi (NIK dan KK) oleh kabupaten kota, baik data kerusakan rumah, penyaluran dana bantuan dan progress perbaikan/pembangunan RTG, serta sinkronisasi data BNBA PBS terhadap data kependudukan Dinas Dukcapil," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Teratak Kecamatan Batu Keliang Utara Mohammad Ipkan dan Lurah Bertais H. Amanah menyebutkan bahwa pembangunan RTG selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, baik fisik atau pun Laporan Pertanggungjawaban (LPJ).
"Upaya untuk melihat model Pentahelix dalam penanganan RTG NTB menjadi barometer penting keberhasilan pembangunan melalui Satu Data, Satu Sistem, Satu Komando," kata Amanah.
Selain Rachma, dalam penelitian tersebut juga melibatkan Prof. dra. Fatma Lestari, M.Si, PhD dari dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, dan Brigjen Ahmad Rizal Ramdhani S.Sos.,S.H., M.Han Mahasiswa Doktor Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) UI, bersama dengan mitra peneliti Lukmanul Hakim, M.Pd. dan Dedy Dharmawansyah, M.T. dari Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) dan Dr. Junaidin, M.Pd. dan Rasyid Ridha, M.T. dari Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT).
Sebelumnya, dalam the 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yang digelar secara hybrid, Presiden Jokowi menyampaikan empat konsep resiliensi berkelanjutan dalam menghadapi risiko bencana.
Pertama, pentingnya memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif, dan adaptif menghadapi bencana. Kedua, setiap negara harus berinvestasi dalam sains, teknologi, dan inovasi termasuk dalam menjamin akses pendanaan dan transfer teknologi.
Ketiga, membangun infrastruktur yang tangguh bencana dan tangguh terhadap perubahan iklim. Keempat, komitmen bersama untuk mengimplementasikan kesepakatan global di tingkat nasional sampai tingkat lokal. (deny)