ADVERTISEMENT

Politisi Senior Golkar Usulkan Jokowi Pimpin Reformasi Jilid II: Ganti Kabinet Indonesia Maju dengan Kabinet Raksasa!

Minggu, 29 Mei 2022 20:58 WIB

Share
Presiden Joko Widodo diusulkan memimpin reformasi jilid II dan mengganti Kabinet Indonesia Maju dengan Kabinet Raksasa. (foto: ist/biro pers)
Presiden Joko Widodo diusulkan memimpin reformasi jilid II dan mengganti Kabinet Indonesia Maju dengan Kabinet Raksasa. (foto: ist/biro pers)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Menurut Ridwan Kabinet Indonesia Maju saat ini tidak tepat, karena faktanya Indonesia dianggap mengalami kemunduran.

"Kabinet Indonesia Maju diharapkan pada 2045, tepat Indonesia masuk 100 tahun kemerdekaan, baru maju benaran. Kalau sekarang masih menuju maju, belum maju,” ujar Ridwan.

Untuk saat ini, menurut Ridwan, yang cocok bagi periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi bukanlah Kabinet Indonesia Maju, melainkan Kabinet Raksasa. Mengapa raksasa? Karena raksasa dianggap simbol kebudayaan masyarakat sebagai sosok makhluk yang kuat, dan mampu menyelesaikan banyak persoalan.

“Jadi raksasa itu bukan dalam arti kata yang jahat. Dalam cerita-cerita kebudayaan banyak raksasa yang digambarkan sebagai makhluk yang besar tapi dia baik hati, punya kekuatan hebat untuk menyelesaikan masalah,” terang Ketua Dewan Pembina Padepokan Kosgoro 57.

Misalnya dalam cerita Mahabarata, sosok Bima dalam kubu Pandawa juga digambarkan seorang raksasa yang memiliki tubuh besar, dan kuat, tidak terkalahkan. Bahkan anaknya pun adalah seorang raksasa yang diberi nama Gatotkaca. Gatotkaca ini adalah anak Bima dari pernikahannya seorang raksasi (raksasa perempuan) bernama Hidimbi.

Cerita soal reformasi, Ridwan sendiri sudah pernah menyerukan reformasi di tingkat Partai Golkar melalui Paradigma Baru Partai Golkar yang ia tulis dalam sebuah bukunya pada 2019 saat mau pencalonan ketua umum Partai Golkar.

 

Lihat juga video “Bahaya Banget! Tak Kuat Menanjak, Truk Kontainer ini Terguling di Jalan Layang Grogol Jakarta Barat”. (youtube/poskota)

Menurutnya, untuk menjadikan Golkar maju semua kader harus bisa menyesuaikan perkembangan zaman. Dulu, kata dia, pada periode 1999-2004, Golkar menang karena ada paradigma baru. Namun sekarang paradigma itu bergeser. Karena paradigma itu bergeser, maka perlu direformasi.

"Kalau ini saya cakupannya baru di internal Golkar, tapi saat ini kondisinya yang perlu direformasi harus nasional, harus menyeluruh, kalau ini tidak sukses maka, akan berdampak pada Jokowi, karena dia yang dipegangi amanah yang besar untuk membenahi bangsa Indonesia," tandasnya. (ril/ys)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT