JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sempat populer di berbagai kalangan, hingga menembus pasar nasional kini kejayaan batu akik kian redup.
Pasar Rawa Bening Jakarta Timur, merupakan sentra penjualan batu akik sekaligus menjadi saksi atas puncak kejayaan batu akik.
Sandi Sadewo (50) seorang penjual batu akik yang sudah berkecimpung selama 12 tahun mengatakan, kejayaan batu akik bermula di tahun 2013. Hal itu sebagai momentum yang sulit dilupakan.
Sebab, antusias masyarakat terhadap batu akik tak hanya bagi kalangan laki-laki, melainkan kalangan perempuan bahkan anak-anak turut mewarnai gemerlapnya seni batu akik.
"Saya dulu sudah berjualan batu akik, sebelum booming di tahun 2013. Namanya orang Indonesia kan banyak penasarannya, jadi waktu itu (tahun 2013) banyak yang beli mau itu laki atau perempuan pada penasaran pake batu cincin," kata Sandi saat ditemui di lokasi, Jum'at (27/5/2022).
Sandi menuturkan, pada puncak kejayaan batu akik. Peminat batu cincin mulai dari kalangan kelas bawah, menengah hingga kalangan atas. Tak dipungkiri, kata Sandi yang sempat punya pelanggan beberapa Jenderal .
Menurut pengakuannya, pembeli yang datang bukan hanya ingin membeli batu cincin saja. Melainkan, sebagian dari mereka turut membeli batu yang memiliki nilai magis.
"Dulu banyak Jenderal-jenderal yang beli, alhamdulilah ada yang jadi langganan juga. Ada juga yang kesini nyari yang lain buat jaga-jaga dari hal-hal jelek, karena ada yang enggak suka. Pernah saya kasih keris Mpu Sembroh harganya 6 juta," lanjutnya.
Namun kini, peminat batu akik perlahan mulai redup sejak mencuri perhatian masyarakat pada delapan tahun lalu. Sandi mengaku, pendapatannya turut berdampak lantaran pelanggan yang kian menghilang.
"Ya kalo omset mah disyukuri saja, yang penting bisa makan kan rejeki dari mana saja. Ya alhamdulilah kadang dapet 100 ribu sehari, kadang 300 ribu, engga tentu, tapi ya kalo di bandingkan sama dulu udah pasti turun," kata dia.
Batu Paling Mahal dan Paling Dicari