Dikatakan W, saat sopir memperlihatkan surat-surat, oknum yang mengaku anggota dari Polsek Tamansaei tersebut kemudian menyuruhnya untuk tidak perlu menunjukkan surat-surat.
Oknum yang diduga berjumlah empat orang tersebut kemudian langsung menggeledah W dan temannya. Padahak W merasa tidak menyimpan barang aneh di tubuhnya.
"Orang itu ngancam mau tes urine dan mau di bawa ke kantor (polisi). Terus mereka bilang atur damai aja atau mau di bawa ke kantor?," kata W.
W kemudian menjawab kepada orang tersebut agar kalau bisa berdamai dan tidak membawa dirinya ke kantor polisi.
W curiga kepada oknum tersebut lantaran langsung menyebutkan nominal yang harus dikeluarkan untuk berdamai.
"Mereka dimotor dua orang, di mobil patroli dua orang. Yang jita curigai itu mobil patroli langsung tahan KTP kita sama itu langsung pergi," ungkap W.
Kemudian W bersama sopir dan satu temannya tersebut dibawa keliling oleh oknum yang mengaku dari anggota kepolisian tersebut. Disitulah W dan oknum tersebut melakukan transaksi damai.
W mengatakan, oknum tersebut awalnya meminta dirinya memberikan uang damai senilai Rp5 juta. Namun W kemudian menawar sehingga memberikan uang Rp4 juta dalam bentuk cash.
"Iya Rp4 juta, awalnya Rp5 juta ngasih kes, itu saya tawar. Abis saya kasih itu mereka langsung pergi," paparnya.
W mengaku belum melaporkan kejadian tersebut ke polisi, dalam hal ini Polsek Tamansari. Sebab dirinya akan berangkat ke Gorontalo dalam waktu dekat.
"Belum lapor polisi. Saya juga mau terbang ke Gorontalo," pungkasnya. (Pandi)