Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Buya Syafii Wafat, Ini Perjalanan Karirnya

Jumat 27 Mei 2022, 12:35 WIB
Buya Ahmad Syafii Maarif. (Foto: Instagram @buyasyafii).

Buya Ahmad Syafii Maarif. (Foto: Instagram @buyasyafii).

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022) pagi. Muhammadiyah pun berduka atas meninggalnya Buya Syafii Maarif.

Sosok yang karib disapa Buya Syafii itu menghembuskan nafas terakhirnya diusia 85 tahun pada pukul 10.15 WIB tadi di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, DIY.

Pria yang lahir pada 31 Mei 1935 di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau ini merupakan serang cendekiawan dan ulama.

Buya Syafii merupakan dari Ma'rifah Rauf Datuk Rajo Malay  dan Fathiyah. Ia bungsu dari 4 bersaudara seibu seayah dan seluruhnya 15 orang bersaudara seayah berlainan ibu.

Pada tahun 1942, Buya Syafii memulai pendidikannya di sekolah rakyat (SR) di Sumpur Kudus. Setelah pulang sekolah, ia belajar agama ke sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah. Kemudian, sore hingga malam hari belajar mengaji yang berada di sekitar tempat tinggalnya, yakni Surau.

Umumnya, butuh waktu selama enam tahun untuk lulus dari sekolah rakyat, namun ia menyelesaikan pendidikannya di SR dalam waktu lima tahun.

Meskipun buya dapat menyelesaikan pendidikan selama lima tahun itu, ia tidak mendapatkan ijazah lantaran terjadi perang revolusi kemerdekaan.

Kemudian, Buya tidak melanjutkan sekolahnya selama beberapa tahun lantaran kebutuhan ekonomi yang tidak memadai.

Namun, ia kembali menempuh pendidikannya pada tahun 1950 di Madrasah Muallimin Muhammadiyah di Balai Tangah, Lintau. Di sana, ia menempuh pendidikan sampai kelas tiga.

Kemudian, pada tahun 1953, saat itu Buya Syafii usia 18 tahun dan mulai merantau ke Yogyakarta diajak oleh M. Sanusi Latief. Lalu ia pergi merantau bersama dua adik sepupunya, yakni Azra'i dan Suward.

Menempuh jalan berliku, Buya Syafii akhirnya bisa menempuh pendidikan di Madrasah Muallimin. Setelah lulus dia aktif dalam organiasi kepanduan Hizbul Wathan dan pernah menjadi pemimpin redaksi majalah Sinar, sebuah majalah pelajar Muallimin di Yogyakarta.

Kemudian, saat usianya 21 tahun, ia pergi ke Lombok memenuhi permintaan Konsul Muhammadiyah dari Lombok untuk menjadi guru. Di sana, ia mengajar di Sekolah Muhammadiyah di Pohgading selama setahun.

Pada tahun 1964, ia menempuh pendidikannya di Universitas Cokroaminoto dan memperoleh gelar sarjana muda.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya untuk tingkat sarjana penuh atau doktorandus pada Fakultas Keguruan Ilmu Sosial di IKIP atau yang sekarang disebut Universitas Negeri Yogyakarta. Ia tamat kuliah pada tahun 1968.

Buya Syafii sempat kerja sambil menempuh pendidikannya di bangku kuliah, yakni menjadi guru mengaji dan buruh sebelum diterima sebagai pelayan toko kain pada 1958. 

Setelah setahun menjadi pelayan toko, ia membuka usaha kecil-kecilan bersama teman-temannya. Tak hanya itu, ia juga sempat menjadi guru honorer di Baturetno dan Solo.

Selain itu, ia juga sempat menjadi redaktur Suara Muhammadiyah dan anggota Persatuan Wartawan Indonesia.

Mengutip Tokoh.id pada Jumat (27/5/2022), Buya Syafii memiliki karya buku dan mengikuti organisasi. 

Berikut karier, organisasi, dan buku yang pernah ditulisnya.

Karir : 

  • Tahun 1964 – 1972 : Dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
  • 1967 – 1968 : Asisten Dosen Sejarah Asia Tenggara IKIP Yogyakarta
  • 1968-1976 : Dosen Sejarah Asia Barat Daya IKIP Yogyakarta
  • 1983 – 1990 : Dosen paruh waktu Sejarah dan Kebudayaan Islam IAIN Kalijaga
  • 1983-1990 : Dosen senior Filsafat Sejarah IKIP Yogyakarta
  • 1984 – Kini : Anggota Kelompok Pemikir Masalah Agama Departemen Agama
  • 1986 : Profesor tamu di University of Iowa, AS
  • 1984-1990 : Dosen paruh waktu di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
  •  1987-1990 : Dosen paruh waktu Sejarah Ideologi Politik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
  • 1990-1994 : Dosen senior atau pensyarah kanan di Universitas Kebangsaan Malaysia
  • 1992-1993 : Dosen senior Filsafat Sejarah IKIP Yogyakarta atau yang sekarang disebut Universitas Negeri Yogyakarta
  • 1992-1994 : Profesor tamu di McGill University, Kanada
  • 1996 : Profesor atau Guru Besar Filsafat Sejarah IKIP Yogyakarta
  • 1996 – kini : Guru Besar IKIP Yogyakarta
  • 1996 – kini : Guru Besar Pascasarjana IAIN Yogyakarta
  • 1999 – 2003 : Anggota Dewan Pertimbangan Agung RI

Organiasi :

  • Pendiri Gerakan Integritas Nasional (GIN), bersama Salahuddin Wahid, Natan Setiabudi, Bambang Ismawan, Putut Prabantoro, Kasturi Sukiadi, Pami Hadi, Wisjnubrolo, Thresia Kristiani, Sudrajad dan Teguh Santosa.
  • Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP).
  • 1955-kini : Anggota Muhammadiyah
  • 1957-1968 : Anggota HMI
  • 1963-1964 : Pengurus HMI Surakarta
  • 1999-2000 dan 2000-2005 : Ketua Umum PP Muhammadiyah
  •  2002 : Pendiri Maarif Instutute

Karya Buku :

  • 1975 : Mengapa Vietnam Jatuh Seluruhnya ke Tangan Komunis, Yayasan FKIS-IKIP Yogyakarta
  • 1984 : Dinamika Islam, Shalahuddin Press dan Islam, Mengapa Tidak?, Shalahuddin Press, Percik-Percik Pemikiran Iqbal (bersama M. Diponegoro), Shalahuddin Press.
  • 1985 : Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES,
  • 1993 : Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, Mizan
  • 1995 : Membumikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
  • 1997 : Islam: Kakuatan Doktrin dan Kegamangan Umat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
  • 1999 : Islam dan Politik: Upaya Membingkai Peradaban, Pustaka Dinamika, Cirebon
  • 2000 : Independensi Muhammadiyah di Tengah Pergumulan Pemikiran Islam dan Politik, Pustaka Cidesindo, Jakarta 
  • 2002 : Indonesia (Menengok ke Belakang untuk Melangkah ke Depan), Gerakan Jalan Lurus, Jakarta
  • 2004 : Mencari Autentisitas dalam Kegalauan, Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP), Jakarta.
  • 2005 : Menggugah Nurani Bangsa, Maarif Institute for Culture and Humanity, Jakarta.
  • 2006 : Otobiografi Ahmad Syafii Maarif, Ombak, Jakarta
  • 2007 : Islam, Good Governance dan Pengentasan Kemiskinan: Kebijakan Pemerintah,Kiprah Kelompok Islam dan Potret Gerakan Inisiatif di Tingkat Lokal, Maarif, A. Syafii ; Azra, Azyumardi ; Markus, Sudibyo, Maarif Institute; The Asia Foundation, Jakarta.
  • 2009 : Islam dalam Bingkai KeIndonesiaan dan Kemanusiaan, Sebuah Refleksi Sejarah,Mizan, Bandung.

Penghargaan :

  • 2008 : Magsaysay Award
  • 2010 : Habibie Award dalam bidang harmonisasi kehidupan beragama

Berita Terkait

News Update