Tolak Ganti Rugi dari PT KAI untuk Pembebasan Lahan Perluasan Stasiun Rangkasbitung, Warga: Kami Gak Mau Jadi Gembel

Minggu 22 Mei 2022, 15:02 WIB
Warga melakukan aksi unjuk rasa di Kampung Pasir Tariti, Rangkasbitung, menolak pembebasan lahannya untuk perluasan Stasiun Rangkasbitung. (Foto: yusuf)

Warga melakukan aksi unjuk rasa di Kampung Pasir Tariti, Rangkasbitung, menolak pembebasan lahannya untuk perluasan Stasiun Rangkasbitung. (Foto: yusuf)

LEBAK, POSKOTA.CO.ID - PT KAI akan melakukan perluasan Stasiun Rangkasbitung, namun memerlukan pembebasan lahan milik warga.

Ternyata, warga Kampung Pasir Tariti, Kecamatan Rangkasbitung menolak rencana pembebasan lahan mereka yang akan dilakukan oleh PT KAI.

Mereka menolak, pasalnya pembebasan lahan yang rencananya dilakukan terhadap 39 bidang lahan dan rumah milik warga di Kampung tersebut dinilai merugikan dengan harga tawar lahan yang rendah.

Salah satu warga Isroh, mengaku bahwa dirinya sudah lama dan terlanjur nyaman tinggal di rumah mereka di Kampung Pasir Tariti.

Ia pun menolak rencana pembebasan lahan yang mana nanti dirinya dan puluhan warga di Kampung tersebut harus meninggalkan kampung mereka.

"Di sini kita sudah nyaman, ke Pasar deket, ke stasiun deket, ke Mapolsek deket. Kemana mana deket, akses jalan motornta juga ada. Jadi sudah nyaman kita disini," kata Isroh saat ditemui, Sabtu (21/5/2022).

Isroh mengatakan, bahwa harga lahan miliknya sendiri ditawar oleh KAI senilai Rp1,5 juta permeternya.

Menurutnya, jumlah tersebut tidaklah sesuai dengan kenyamanan rumahnya yang saat ini ditinggali bersama keluarga.

"Kami tidak mau jadi gembel, harganya tidak sesuai dengan harga tanah sekarang. Sekarang kalau kita terima harga segitu, sedangkan harga tanah di Rangkasbitung sudah pada mahal. Belum lagi soal sosial nya kan, kita harus mulai lagi dari 0," katanya.

Hal sama disampaikan warga lainnya, Asep. Ia yang memiliki kontrakan 4 kamar ini mengaku bahwa kontrakannya dihargai oleh KAI senilai Rp200 juta, padahal dulu  dirinya membangun kontrakan itu menghabiskan dana Rp300 juta.

"Saya dulu membangun kontrakan ini Rp300 juta, sekarang mana mungkin bisa kebangun dengan harga segitu. Materialnya pasti sudah pada naik," katanya.

Berita Terkait

Bijaklah dalam Bermedsos

Senin 23 Mei 2022, 07:30 WIB
undefined
News Update