"TUMBEN lo datang sendirian, nggak sama pasangan, “ kata mas bro kepada Heri yang datang sendirian, tanpa sohibnya Yudi, maksi di warteg langganannya
“Dia lagi ada urusan, nanti nyusul..,” kata Heri.
“Syukurlah kalau gitu. Gue pikir kalian sudah pecah kongsi. Tau nggak,lo berdua itu pasangan serasi. Dua sahabat saling melengkapi,” kata mas bro.
“Enak aja dibilang pasangan kayak orang pacaran. Kami berdua itu cowok, bersahabat sejak kecil,” kata Heri.
“Loh.. pasangan itu itu tidak harus cowok –cewek. Itu pasangan capres – cawapres, dua-duanya bisa cowok..” kata mas bro tak mau kalah.
“Terserah lo aja. Lagian ngapain nyinggung- nyinggung soal pasangan capres segala. Memang punya idola?” kata Heri.
“Nih lo baca berita biar nggak ketinggalan update,” kata mas bro sambil menunjukkan layar HP nya.
Diberitakan, dalam beberapa hari terakhir muncul wacana pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024. Disebut di antaranya duet Prabowo – Puan Maharani, Ganjar Pranowo – Erick Thohir serta duet Anies Baswedan – AHY (Agus Harimurti Yudhoyono).
“Pasangan mana yang menjadi idolamu?” tanya Heri.
“Saya belum memikirkan idola.Lagi pula pasangan bisa berubah- ubah. Pasangan akan langgeng kalau punya modal yang kuat,” kata mas bro, kemudian menambahkan. Ibarat orang pacaran, pasangan akan mencari kecocokan, saling melengkapi kekurangan agar menjadi kuat. Jika ada chemistry, pasangan akan langgeng hingga pernikahan. Tentu, setelah ada restu dari orang tua. Begitupun pasangan capres- cawapres.
Duet akan serasi jika ada restu dari parpol. Akan memukau publik jika terdapat chemistry, saling melengkapi, saling menghargai dan melepaskan ego. Jika tidak, bukan duet, tapi bisa – bisa “duel” putus di jalan. (jokles)