Meski Hepatitis Akut Belum Ditemui, Namun Pemkot Bogor Ajak Warga Tetap Waspada dengan Tingkatkan PHBS dan Galakan Germas

Jumat 20 Mei 2022, 13:30 WIB
Wali Kota Bogor, Bima Arya berbagi suka cita dengan anak-anak di Kota Bogor. (ist)

Wali Kota Bogor, Bima Arya berbagi suka cita dengan anak-anak di Kota Bogor. (ist)

Untuk itu pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi, seperti penyiapan faskes primer dan rumah sakit terkait penegakan diagnosis dan tatalaksana hepatitis akut berat, termasuk alur rujukan. Demikan juga penyiapan laboratorium, labkesda dan laboratorium rujukan.

Sosialisasi, edukasi dan informasi penyakit hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya ke masyarakat melalui berbagai kanal media, forum komunikasi dan sebagainya, termasuk upaya promotif dan preventif.

Retno juga mengajak  masyarakat untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menggalakkan Germas, termasuk hygiene sanitasi makanan.

Langkah antisipasi lain adalah meningkatkan surveilans penyakit, memantau dan melaporkan secara dini penemuan kasus ke SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon). Koordinasi lintas program dan lintas sektoral dengan semua stakeholder. 

Sekedar informasi, memasuki Mei 2022, masyarakat dunia kembali menghadapi ancaman wabah global. Kali ini ancaman itu berupa hepatitis akut misterius (Acute Hepatitis Of Ungknown Aetiology), yang menyerang anak-anak. 

Di beberapa negara Eropa, kasus Hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya itu sudah merebak dan ditetapkan sebagai Kejadian Luar biasa (KLB) oleh WHO pada 15 April 2022.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI, merilis informasi adanya  18 kasus yang diduga hepatitis akut yang sudah terdeteksi. DKI Jakarta menjadi yang terbanyak dengan 12 kasus yang dialami anak usia 0 hingga 16 tahun. 

 

Anak-anak di Bogor tengah mengikuti sosialisasi hidup sehat sejak dini yang digelar Pemkot Bogor. (ist)

Selain di Jakarta, kasus hepatitis akut juga ditemukan di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, dan Kalimantan Timur.  Ada enam kasus yang ditemukan pada anak-anak usia 5–9 tahun.

Lalu, pada anak usia 0 sampai 4 tahun ditemukan empat kasus hepatitis. Sementara itu, pada usia 10–14 tahun dan 15–20 tahun, masing-masing terdapat empat kasus.

Gejala yang kerap muncul adalah demam. Sebanyak 72,2 persen dari 18 orang mengalami gejala tersebut. Gejala lainnya adalah mual, muntah, tidak nafsu makan, diare akut, lemah, lesu, nyeri perut, kembung, nyeri sendi, mata kuning, dan gatal.  

Penyakit itu dapat disembuhkan, asalkan penderita tidak terlambat untuk segera ditangani. Sampai dengan 15 Mei 2022 di Kota Bogor belum ada laporan warga yang terkena penyakit tersebut. (Advetorial)
 

Berita Terkait

News Update