ADVERTISEMENT

Anies Sering Dituduh Radikal, Pengamat: Kok Bisa Didikan Barat Pro Khilafah?

Minggu, 15 Mei 2022 09:59 WIB

Share
Foto Anies Baswedan bersama mantan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab. (Foto: Ist).
Foto Anies Baswedan bersama mantan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab. (Foto: Ist).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat Politik, Dedy Kurnia Syah mengaku heran dengan tuduhan sebagian pihak yang menyebut Anies Baswedan merupakan tokoh pro khilafah karena kedekatannya dengan kelompok-kelompok muslim konservatif. Menurutnya, tuduhan yang dilontarkan ke Anies itu murni omong kosong.

"Tuduhan identitas gerakan politik agama pada Anies seluruhnya hanya omong kosong, ini perangai politik yang harus dilawan karena merusak stabilitas relasi sosial publik. Bagaimana mungkin Anies dianggap pro khilafah, sementara ia didikan Barat," kata Dedi kepada wartawan, Sabtu (14/05/2022). 

Dedi menjelaskan, tudingan pada Anies tidak memiliki referensi ketokohan yang layak diperbincangkan, sama halnya dengan tuduhan pada Jokowi yang dianggap memusuhi Islam.  

Padahal, ia melanjutkan, terang benderang Jokowi adalah muslim yang juga punya kualitas ketaatan serupa dengan kebanyakan warga negara lainnya. 

"(Anies) Bahkan memimpin Paramadina yang terang benderang bergerak ke arah moderasi beragama. Jika benar Anies pro khilafah, semestinya sudah terlihat sejak ia miliki panggung sebagai Rektor, Menteri, hingga Gubernur, tetapi semua tidak terjadi," kata Dedi.

Ia menegaskan bahwa tuduhan-tuduhan tak substantif tersebut sama sekali tidak relevan. Tidak pada Anies semata, tetapi pada siapapun yang potensial mengemuka di 2024, propaganda semacam ini berpeluang menjauhkan keeratan antar warga.

Dedi mengatakan politik sepantasnya mengadopsi gagasan, mempromosikan tokoh berdasar kualitas kepemimpinan, karena mereka akan dipilih untuk memimpin. Bukan untuk berperang melawan sesama umat beragama.

"Sudah seharusnya tidak diberi tempat dalam perbincangan publik. Jauh lebih diperlukan propaganda soal catatan kinerja, kepemimpinan dan kebijakan2 yang telah dibuat, terlebih Anies sebagai kepala daerah banyak yang seharusnya bisa dikritik, dan berdampak pada publik," katanya.(*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT