JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Beban utang negara yang menggunung bakal ditanggung Anies Baswedan bila nantinya terpilih sebagai presiden pada Pilpres (Pemilihan Presiden ) 2024.
Tidak tanggung-tanggung utang negara yang harus dibayarkan mencapai lebih dari Rp7.000 triliun.
Mengutip jakarta.poskota.co.id, menurut politik Jamiluddin Ritonga, calon presiden seperti Anies Baswedan bila terpilih akan merasakan besarnya utang warisan Jokowi. Besarnya jumlah utang yang tembus lebih dari Rp 7.000 triliun diprediksi bakal menjadi kendala Anies Baswedan dalam melakukan pembangunan.
"Itu artinya, anggaran pembangunan banyak tersedot untuk membayar bunga utang dan mencicil utang pokok. Akibatnya, anggaran untuk pembangunan menjadi berkurang, sehingga pembangunan melamban berpeluang terjadi,” ucap Jamiluddin.
Seperti yang dikatakan Jusuf Kalla, pemerintah akan membayar bunga utang saja Rp 400 triliun per tahunnya. Belum lagi Pemerintah harus mencicil utang pokoknya.
Namun demikian, kata Jamiluddin, kapasitas Anies sudah mumpuni dan kreatif dapat mengatasi persoalan tersebut. Anies akan menjalankan roda pembangunan tanpa mengikuti pola yang dijalankan Jokowi.
"Anies akan menggunakan pendekatan saintifik dalam membangun. Hal itu sudah dilakukannya saat mengatasi pandemi Covid-19 di Jakarta. Hasilnya juga cukup baik dalam mengendalikan penyebaran Covid-19, dan mendapat apresiasi dari berbagai elemen masyarakat,” terangnya.
Menurutnya, Anies selain memang cemerlang, ia juga selalu meminta masukan pada ahlinya. Melalui cara ini, rasionalisasi pembangunan yang dilakukan lebih membumi dan dapat dipertanggungjawabkan. "Hal yang sama tampaknya akan juga dilakukan Anies dalam mengatasi warisan utang. Ia akan menggunakan pakar ekonomi untuk mencari solusi terkait hal itu,” katanya.
"Karena itu, ada optimisme pembangunan akan tetap berjalan meskipun warisan utang yang besar dari Jokowi. Anies akan punya solusi berdasarkan masukan dari pakar, sehingga ia tak terpengaruh bayangan masa lalu dari warisan Jokowi,” tutupnya.
Sekedar informasi Data APBN Kita mencatat adanya kenaikan utang Indonesia pada 2022 yang menembus angka Rp7.000 triliun. Hingga 28 Februari 2022, utang Indonesia tercatat telah mencapai Rp7.014,58 triliun. Angka tersebut naik signifikan jika dibandingkan dengan utang Indonesia per Januari 2022, yakni Rp 6.919,15 triliun.
Kenaikan utang tersebut cukup signifikan dengan penambahan Rp 95,43 triliun per bulan. Bahkan kenaikan utang Indonesia menjadi rekor baru lantaran tembus di atas Rp 7.000 triliun.