ADVERTISEMENT

Denny Siregar: Simpatisan Mulai Bersihkan Nama Anies Baswedan dari Barbarnya Politik Pilkada 2017

Rabu, 11 Mei 2022 15:14 WIB

Share
Kolase foto Denny Siregar dan Anies Baswedan. (Foto: Diolah dari Google).
Kolase foto Denny Siregar dan Anies Baswedan. (Foto: Diolah dari Google).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pegiat media sosial Denny Siregar mengatakan manuver politik para sosok yang digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) saat ini mulai terasa. Salah satunya, kata dia, adalah Anies Baswedan yang oleh para simpatisannya sedang dielu-elukan untuk membersihkan namanya dari dosa masa lalu.

'Dosa' yang ia maksud adalah peristiwa politik Pilkada DKI Jakarta 2017 yang saat itu menimbulkan perpecahan bangsa. Gara-gara pendukung Anies yang saat itu menyerang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan tudingan penista agama, masyarakat menjadi terpolarisasi.

“Karena itulah tim sukses Anies mulai bermanuver agar Anies tidak dilupakan. Salah satunya mencoba membersihkan nama Anies dari ‘kotornya’ politik identitas di Pilgub DKI 2017 lalu," kata Denny Siregar dalam program Time Line with Denny Siregar yang ditayangkan di Channel YouTube Cokro TV, dikutip Rabu (11/5/2022).

Menurut Denny, Pilgub DKI 2017 merupakan awal mula terjadinya perpecahan di negeri ini karena politik identitas. Karena itulah, menurut Denny, mengapa peristiwa politik yang diciptakan simpatisan Anies saat itu amat layak disebut politik kotor.

“Sebenarnya kata kotor masih terlalu sopan. Saya sih bilang kalau Pilkada DKI 2017 itu adalah pemilu kita yang paling barbar, paling menjijikkan,” ujarnya.

Denny menyinggung kembali banyaknya spanduk yang bertebaran di masjid-masjid di Jakarta yang melarang mensalatkan jenazah mereka yang memilih Ahok sebagai calon gubernur

“Bahkan perihnya lagi, calon wagub Djarot diusir dari masjid saat akan melaksanakan salat Jumat. Inilah awal mula polarisasi yang terjadi di Indonesia,” katanya.

Banyak peristiwa yang menyentak hati pasca terbelahnya masyarakat pada Pilkada 2017 silam. Salah satunya adalah nenek Hindun yang enggan disalatkan oleh masjid dekat rumahnya hanya karena berbeda pilihan politik.

“Perihnya bukan karena Ahok kalah, tapi bagaimana masyarakat kita terbelah. Nasionalis dan agamis terbelah. Anies memanfaatkan itu untuk memenangkan pertarungan,” ungkap Denny.

Lucunya, Denny melanjutkan, sekarang tiba-tiba ada gerakan untuk mencuci bersih nama Anies Baswedan dari kotornya Pilgub DKI 2017. Ia menegaskan upaya-upaya itu dilakukan sejak sekarang untuk mengantarkan Anies ke panggung Pilpres 2024 mendatang. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT