Oleh: Winoto, Wartawan Poskota
PEMBANGUNAN Jakarta International Stadium (JIS) tidak pernah sepi dari pro dan kontra. Yang belakangan muncul adalah pro kontra digunakannya JIS untuk penyelenggaraan Salat Idul Fitri yang dihadiri ribuan umat Islam dan Gubernur DKI Jakarta.
Ternyata menyusul lagi pro kontra, yakni saling klaim siapa yang membangun JIS.
Pendukung Presiden Jokowi bersikeras bahwa bukan Anies yang berperan besar dalam membangun JIS. Tetapi Presiden Jokowilah yang berperan, karena dulu merencanakan dan kemudian memberikan dana pusat 80 persen biaya pembangunan JIS.
Jelas saja, klaim itu ditolak pendukung Anies Baswedan. Sebab, dari mulai awal penyusunan pembiayaan dan pembangunan fisik, jelas-jelas dikerjakan oleh Gubernur Anies.
Pro kontra bukan di situ saja. Masing-masing bicara, yakni soal siapa yang berhak meresmikan JIS pada Juni nanti.
Kadua kubu kembali saling klaim. Satu kubu menyebut yag layak meresmikan ya Presiden Jokowi, karena yang merencanakan dan mendanai lebih besar adalah pemerintah pusat.
Bahkan, klaimnya bukan hanya untuk peresmian, nama JIS pun, dalam pembicaraan, ada yang menyebut lebih baik diganti menjadi Jokowi International Stadium.
Pendukung Anies sudah ada yang mulai bersuara soal peresmian, ya Gubernur DKI Anies Baswedan yang meresmikan JIS. Namun, hal ini belum ada keputusan dari mereka.
Kalau kita simkt, ternyata soal siapa yang akan meresmikan, akan terus berdampak ke belakang. Kalau yang meresmikan Presiden Jokowi, maka para pendukung Istana akan merasa bahwa JIS bagian dari keberhasilan Presiden.
Sedangkan kalau yang meresmikan Gubernur Anies, persepsi yang terbangun, ya memang karya era Gubenur DKI itu.
Sebenarnya, itu tidak esensial, kalau sama-sama dewasa menghadapi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalau tidak ada pembelahan seperti sekarang ini, maka hal-hal seperti ini kiranya tidak akan muncul.