ADVERTISEMENT

Mengapeli Bini Pisah Rumah Tamu Bonyok Dihajar Suami 

Minggu, 8 Mei 2022 06:00 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

APA pun alasannya, lelaki bertamu ke rumah wanita yang sedang pisah rumah dengan suami, tidaklah etis. Tapi Wahono, 29, dari Blitar (Jatim) ini nekad betul, sampai pukul 21:00 belum beranjak pulang. Tahu-tahu suami Indri, 31, datang dan main pentung. Bonyoklah Wahono dihajar potongan kaso 4/6.

Sebuah hadits Nabi mengingatkan, janganlah terima tamu lelaki ketika suami tak di rumah. Sebab ini bisa menimbulkan fitnah, apa lagi jika pasangan suami istri itu sedang mengalami kemelut rumahtangga. Bisa dituduh cari kesempatan untuk urusan yang sempit-sempit. Maka jika tak ada udang dibalik peyek, janganlah bertamu ke rumah wanita yang suaminya pas tak di rumah.

Rupanya Ny. Indri warga Binangun Kabupaten Blitar, belum pernah menerima pencerahan seperti ini, karena mengikuti pengajian ibu-ibu juga tidak pernah. Maka ketika ada tamu Wahono berkunjung malam hari ke rumahnya, diterima saja dengan senang hati. Lagi pula, Indri tak tega menolak kedatangan tamu dari Donomulyo yang berjarak 12 Km dari rumahnya.

Asal tahu saja, Indri ini sedang pisah rumah dengan suaminya, Joko Suliman, 35, sejak beberapa bulan lalu. Dia kembali ke rumah orangtua sembari memboyong dua anaknya. Rumahtangga mereka memang sedang dilanda kemelut, gara-gara terdampak pandemi Corona, sehingga penghasilan Joko menurun drastis. Indri tak bisa menjalankan kebijakan ekonomi ketat, sehingga bawaannya marah-marah melulu.

Sedangkan Joko Suliman sendiri tak bisa bikin terobosan ekonomi. Karena itulah Indri mengembargo suami, dia baru akan kembali ke rumah manakala suami berhasil cari pekerjaan baru yang hasilnya cukup untuk membiayai keluarga. “Sebelum punya penghasilan memadai jangan susul aku di rumah orangtuaku,” kata Indri bernada ancaman.

Adalah Wahono warga Donomulya yang tak tahu latar belakang rumahtangga Indri. Demi melihat wanita cantik tanpa suami, dianggapnya itu aset nganggur yang harus diberdayakan seoptimal mungkin. Iseng-iseng dia sering ke rumah Indri pada malam hari. Padahal di rumah Wahono juga sudah ada istri, tapi entah kenapa kok dia berani bermain api, apa tidak takut keslomot?

Menjelang di penghujung Ramadan 1443 H, sekitar pukul 20:00 dia memberanikan diri apel ke rumah Indri. Sampai pukul 21:00 belum juga beranjak pulang. Tiba-tiba ada warga yang kurang kerjaan, kirim SMS pada Joko Suliman bahwa istriya diapeli orang sampai malam. “Kalau nggak percaya, cek sendiri saja ke sana!” kata sang informan menegaskan.

Deg...., jantung Joko Suliman berdegup keras. Bagaimana mungkin, ibarat mobil STNK dan BPKB Indri masih atas nama dirinya, kok ini ada orang mau main serobot sembarangan. Kebetulan asal Joko dan Indri memang hanya bertetangga desa, sehingga dengan cepat suami Indri ini berhasil menyusul ke rumah istri. Memang benar, tampak di ruang tamu istrinya dan seorang lelaki sedang berhaha-hihi terlihat ceria sekali.

Diam-diam Joko Suliman lalu cari pentungan, ketemu potongan kaso kamper ukuran 4/6, lumayan keras memang. Kebetulan pintu tak ditutup, sehingga tanpa perlu kulanuwun Joko langsung menggebukkan kaso itu ke bahu Wahono. Yang kena hajar mengaduh kesakitan, tapi terus dipentung secara bertubi-tubi. Jeritan Indri menjadikan pata tetangga berdatangan. Joko Suliman pun kabur, sementara tubuh Wahono bonyok dan wajahnya simpang siur.

Polisi Polsek Binangun segera mengusut kejadian ini. Joko Suliman ditangkap di rumahnya dan diperiksa. Dalam pengakuannya dia menyebutkan, dia tak bisa menerima ketika bininya yang belum diceraikan kok diapeli orang. Maka siapapun yang melanggar kedaulatannya, harus dilawan.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT