JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah resmi hanya mengirimkan 476 atlet dari 32 cabang olahraga (cabor) untuk bersaing di ajang SEA Games 2021 di Vietnam. Sedangkan atlet dari 14 cabang olahraga lainnya batal berangkat karena hasil penilaian dari tim review bentukan Kemenpora.
Menurunya atlet yang berangkat, hampir mencapai 50 persen dari Sea Games 2019 lalu. Hal itu pun menimbulkan banyak kekecewaan, apalagi saat atlet dari beberapa cabang tetap tidak diperbolehkan ikut sekalipun dengan menggunakan biaya mandiri.
Masalah tidak berangkatnya atlet dari 14 cabang ini disorot oleh anggota Komisi X DPR RI Fraksi NasDem Mohammad Haerul Amri. Karena itu ia mendesak Kemenpora tetap memberangkatkan para atlet untuk bisa bertanding di perhelatan Sea Games 2021 di Vietnam yang akan dilaksanakan 12 Mei mendatang.
Pria yang saat ini juga menjabat Sekjen DPP Garda Pemuda NasDem ini mencatat para atlet maupun federasi olahraga yang kecewa. Apalagi, para atlet itu nyatanya telah menorehkan medali emas di PON XX Papua.
"Berangkat dengan biaya mandiri pun tidak boleh. Padahal Sutjiati di PON menggondol 3 medali, sebelum ke Indonesia dia atlet pilihan Amerika Serikat dengan proses seleksi yang ketat. Aset bangsa seperti ini harusnya dapat ruang yang luas untuk mengharumkan bangsanya di level internasional," kata Haerul Amri dalam siaran pers yang diterima, Jumat (6/5/2022).
Padahal, sambung Amri, peluang prestasi bisa jadi juga diraih oleh atlet dari berbagai cabang atlet lain yang dibatalkan berangkat. Karena itu, ia mengaku heran dengan argumentasi Kemenpora dan tim yang ditunjuk untuk menentukan siapa saja atlet yang akhirnya diberangkatkan.
"Alasan-alasan yang dimiliki Kemenpora harusnya tidak sepihak, harusnya bisa mengupayakan para atlet bertanding di ajang Sea Games 2021. Saya yakin mereka bisa membawa harum nama Indonesia di Sea Games 2021," tambahnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Partai NasDem bidang Pemuda dan Olahraga ini menyebutkan, masalah organisasi yang terjadi di federasi seperti dalam Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) tak boleh mengorbankan para atlet. Imbasnya, atlet terkesan dikorbankan sehingga tidak punya kesempatan untuk memberi kontribusi positif terhadap pembangunan olahraga.
"Seharusnya adanya masalah dan alasan-alasan yang disampaikan oleh Tim review perlu dibahas bersama banyak pihak, salah satunya Komisi X DPR RI," imbuhnya.
Pria yang juga Wakil Ketua Umum PP GP Ansor ini pun memberikan gambaran skema terkait dengan masalah pembatalan keberangkatan atlet. Pihak Kemenpora duduk bersama dengan Komisi X DPR, federasi olahraga masing-masing dan berbagai pihak termasuk swasta yang sudah teruji dalam menopang keberlangsungan atlet nasional.
"Padahal pasti banyak yang keberatan jika atlet batal berangkat dengan alasan peluang prestasi, anggaran dan konflik federasi. Aapalagi, banyak pihak swasta, BUMN yang sudah terbiasa menopang penuh kemajuan prestasi olahraga nasional," demikian argumentasi Aam.