ADVERTISEMENT

Menohok! Jubir PSI Sentil Wakil Ketua MPR soal Kecewa Jokowi Salat Id di Yogyakarta: Jangan Lupa...

Rabu, 4 Mei 2022 20:26 WIB

Share
Presiden Jokowi Idul Fitri di halaman Gedung Agung Istana Yogyakarta pada Senin, 2 Mei 2022. (foto: ist)
Presiden Jokowi Idul Fitri di halaman Gedung Agung Istana Yogyakarta pada Senin, 2 Mei 2022. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memilih menjalankan salat Idulfitri 1443 H di Yogyakarta pada Senin 2 Mei 2022 menuai kritik. Salah satunya dilontarkan oleh Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad.

Fadel menyayangkan Kepala Negara lebih memilih Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta ketimbang Masjid Istiqlal yang terletak di ibu kota negara, sebagai tempat  untuk menjalankan salat Idulfitri 2022.

Atas absennya kehadiran Jokowi di Masjid Istiqlal saat hari raya, menurut Fadel, membuat rakyat banyak bertanya-tanya hingga kecewa. Terlebih, tahun ini merupakan tahun pertama salat Idulfitri dilaksanakan di masjid terbesar di Asia Tenggara itu, setelah dua tahun pandemi Covid-19.

"'Kenapa presiden tidak melaksanakan Idulfitri di ibu kota padahal ini pertama kali dibuka setelah dua tahun.' Saya jawab saya juga tidak tahu. Ini kan bagus momentumnya. Tapi ya kami memang tidak ada komunikasi dengan presiden. Banyak yang kecewa," ujar Fadel kepada sejumlah wartawan, di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin 2 Mei 2022.

Namun, berbanding terbalik dengan yang diungkapkan Fadel Muhammad, Juru Bicara PSI, Sigit Widodo justru enggan mempermasalahkan keputusan Jokowi menjalankan salat Idulfitri 2022 di Yogyakarta

Melalui akun Twitter pribadinya, Sigit menanggapi soal kekecewaan yang diungkapkan Fadel Muhammad dengan balik bertanya. "Apakah Yogyakarta bukan wilayah Republik Indonesia? Presiden tidak salat id di negara lain," ujarnya, dikutip Poskota.co.id dari akun Twitter @sigitwid, Rabu 4 Mei 2022.

Lebih lanjut Sigit mengingatkan bahwa Yogyakarta pun merupakan kota bersejarah yang pernah menjadi ibu kota negara Republik Indonesia.

"Dan jangan pernah lupa, Yogyakarta juga pernah jadi ibukota RI," imbuhnya.

 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT