Rifda sudah teruji prestasinya, karena untuk level SEA Games, dia berhasil membawa pulang satu emas dan tiga perak pada edisi 2019 lalu di Manila. Sementara, Sutjiati baru bisa berbicara banyak di ajang PON Papua. (lihat grafis data rekam jejak kedua atlet).
Sutjiati Narenda yang tampil di Rhythmic Gymnastics Junior World Championship 2019 di Moskow Rusia, ternyata tak bisa lolos dari kualifikasi dan gagal ke putaran final. Sebaliknya, Rifda yang sudah masuk kategori senior, tak tampil di ajang tersebut.
Hanya, di SEA Games 2019, Rifda tampil moncer dan meraih satu emas dan tiga perak. Sementara itu, Sutjiati tak diberangkatkan ke Manila karena kalah bersaing dengan atlet yang lain.
Membaca data prestasi yang ada, capaian dari Sutjiati di ajang Rhythmic Gymnastics Junior World Championship 2019 ternyata juga tak bisa bersaing dengan pesenam dari negara tetangga.
Sutjiati di ajang tersebut hanya berada di ranking 47 dengan skor 12.550 dengan menggunakan bola. Kalah bersaing dengan atlet Filipina yang menempati ranking 39 dan Singapura yang finis di posisi ke-46.
Sutjiati juga tak mampu bersaing saat menggunakan alat tali. Dia hanya berada di urutan ke-45 dengan skor skor 11.350. Tertinggal jauh dengan wakil Malaysia yang menempati ranking 18 dengan skor 14.200, Kemudian Filipina berada di ranking 34 dengan skor 12.600 dan Thailand di ranking 37 dengan skor 12.375.
Sedangkan di kategori grup pada ajang yang sama, Malaysia menduduki ranking 23 dengan skor 15.550, Indonesia yang juga diperkuat oleh Narendra Sutjiati berada di ranking 39 dengan skor 13.550 dan Thailand di posisi ke-41 dengan skor 13.350. Pada senam menggunakan tali, Sutjiati Narendra berada di ranking 39 dengan skor 12.325, wakil Philipina di ranking 43 dengan skor 12.075, serta Thailand di posisi 44 dengan skor 11.975.
Kala mengikuti PON Papua yang digelar pada Oktober 2021 lalu, Sutjiati Narendra mendapatkan dua medali emas dan satu medali perak.
Penilaian-penilaian itu besar kemungkinan menjadi dasar dari tim review untuk melihat layak dan tidaknya Sutjiati dikirim ke SEA Games. Pasalnya, potensi medalinya cukup berat jika harus bersaing dengan negara-negara lainnya.
Sementara itu, Rifda Irfanaluthfi memiliki segudang prestasi, antara lain seperti 4 emas di PON Papua 2021. Kemudian meraih 1 emas (Vault) dan 3 perak (All-around, Balance Beam, Floor Exercise) pada Sea Game 2019. Sebelumnya 1 perak (Floor Exercise) pada Asian Games 2018. Ditambah 1 medali emas (Balance Beam), 1 medali perak (Vault) dan 3 perunggu (team, Uneven Bars & Floor Exercise) pada SEA Games 2017. Kemudian meraih 2 perunggu (Team & Vault) pada Islamic Solidarity Games 2017.
Pertimbangan tim review PPON jelang SEA Games 2021 ini juga harus semakin presisi. Pasalnya, nomor senam ritmik kali ini berkurang, Hanya ada satu emas yang diperebutkan dari kategori serba bisa. Berbeda dengan SEA Games Manila yang mempertandingkan lima nomor.
Saat disinggung tentang kondisi Sutjiati yang merasa dirinya layak dikirim ke SEA Games 2021, Ketua tim review PPON Asmawi juga mengacu kepada keputusan PP Persani. Pasalnya, induk senam di Indonesia itu pun tak mengajukan nama Sutjiati Narendra untuk direview.