Pejabat Ukraina: Anak 11 Tahun Diperkosa dan Ibunya Dipaksa Menonton

Selasa 19 Apr 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi pemerkosaan. (Foto: Ist).

Ilustrasi pemerkosaan. (Foto: Ist).

UKRAINA, POSKOTA.CO.ID - Tentara Rusia telah memperkosa anak-anak Ukraina selama invasi ke negara itu.

Pernyataan  ini datang Komisaris Parlemen Ukraina untuk Hak Asasi Manusia Lyudmila Denisova.

Lyudmila Denisova dalam unggahan Facebook menuduh orang Rusia memperkosa anak laki-laki berusia 11 tahun di hadapan ibunya yang terikat di kursi. Ibunya dipaksa untuk menonton. Demikian dikutip dari Newsweek.

"Tingkat kebrutalan tentara teroris dan algojo Federasi Rusia tidak mengenal batas, anak-anak diperkosa ...," tulis Lyudmila Denisova yang telah ditunjuk Parlemen Ukraina untuk memantau pelanggaran hak asasi manusia.

Di Bucha, anak perempuan berusia 14 tahun menjadi hamil setelah dia diduga diperkosa lima tentara Rusia.

Sementara perempuan berusia 20 tahun diperkosa tiga orang Rusia di kota Irpen.

"Tidak ada tempat di bumi atau di neraka di mana penjahat rasis dapat bersembunyi dari pembalasan!" tulis Lyudmila Denisova.

Dia menambahkan bahwa pemerkosaan dilarang keras oleh Pasal 27 Konvensi Jenewa 1949 yang terkait dengan Perlindungan Warga Sipil di Masa Perang.

"Penjajah rasis harus memikul tanggung jawab yang paling berat!" kata dia.

Anak-anak dilaporkan menjadi sasaran tentara Rusia sejak perang di Ukraina dimulai.

Human Rights Watch (HRW) merilis laporan terkait hal ini.

HRW mmenyebutkan antara 27 Februari hingga 14 Maret, sebuah kasus "pemerkosaan berulang" dan dua kasus "eksekusi singkat" telah terjadi di wilayah pendudukan Chernihiv, Kharkiv, dan Kyiv.

“Kasus-kasus yang kami dokumentasikan merupakan kekejaman dan kekerasan yang disengaja dan tak terkatakan terhadap warga sipil Ukraina,” kata Direktur Eropa dan Asia Tengah HRW Hugh Williamson.

“Pemerkosaan, pembunuhan dan tindakan kekerasan lainnya terhadap orang-orang dalam tahanan pasukan Rusia harus diselidiki sebagai kejahatan perang," pungkasnya. ***

Berita Terkait

News Update