JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dinilai sudah putus asa dalam menanggulangi banjir Ibu Kota.
Menurut Ketua Fraksi Partai PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, menuding Anies menutupi kegagalannya terkait penanggulangan banjir dengan melempar tanggungjawabnya kepada pemerintah pusat.
"Saya melihat, di ujung masa jabatannya, dia menutup kegagalan dengan melemparkan tanggungjawab kepada pemerintah pusat. Dia merengek-rengek kepada pemerintah pusat tolong dibantu untuk normalisasi kali. Seolah-olah pemerintah pusat tidak membantu," kata saat dihubungi, Senin 18 April 2022.
Dikatakan Gembong, di akhir masa jabatannya, Anies telah putus asa program unggulannya yakni membenahi masalah banjir.
"Yang disampaikan (Anies) kan untuk menuntaskan persoalan banjir khususnya di Kali Ciliwung. Tetapi bagaimana? Wong selama ini dia tidak mau melaksanakan itu (normalisasi). Dia tetap kekeh dengan program naturalisasi," ujarnya.
Diketahui, dalam program normalisasi sungai Ciliwung, Pemprov DKI memiliki tugas membebaskan lahan permukiman di bantaran kali.
Setelah itu, barulah pemerintah pusat mengerjakan pembangunan pelebaran sungai dari lahan yang telah dibebaskan.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta menilai, Anies seakan lupa bahwa penanganan banjir tak optimal karena sikapnya sendiri.
Sebab, kata Gembong, pemerintah pusat sebenarnya telah mengalokasikan APBN selama tiga tahun berturut-turut untuk menjalankan program normalisasi.
Namun, lanjut Gembong, anggaran itu tak kunjung digelontorkan karena Anies dan jajarannya belum juga membebaskan lahan yang dibutuhkan untuk normalisasi.
Barulah pada tahun 2022, Pemprov DKI menganggarkan sekitar Rp1,1 triliun lewat pinjaman dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk pembebasan lahan permukiman dalam program normalisasi.