ADVERTISEMENT

Komunitas Teman Motret Disabilitas, Mengabadikan Kesempurnaan di Tengah Keterbatasan

Minggu, 17 April 2022 12:00 WIB

Share
Komunitas Teman Motret Disabilitas, Mengabadikan Kesempurnaan di Tengah Keterbatasan. (foto: ist)
Komunitas Teman Motret Disabilitas, Mengabadikan Kesempurnaan di Tengah Keterbatasan. (foto: ist)
Komunitas Teman Motret Disabilitas, Mengabadikan Kesempurnaan di Tengah Keterbatasan. (foto: ist)
Komunitas Teman Motret Disabilitas, Mengabadikan Kesempurnaan di Tengah Keterbatasan. (foto: ist)
Komunitas Teman Motret Disabilitas, Mengabadikan Kesempurnaan di Tengah Keterbatasan. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

POSKOTA.CO.ID - Berawal dari kesamaan mimpi, empat mahasiswa disabilitas dari jurusan Pendidikan Berkebutuhan Khusus, kampus Untirta Serang membentuk sebuah komunitas kecil dengan nama Teman Motret.

Dari nama itu, komunitas kecil ini ingin membawa pesan kepada semua orang yang mempunyai fisik dan fsikis yang sempurna, untuk bersama-sama menjadi teman bagi kalangan disabilitas, manusia istimewa yang diciptakan Tuhan.

Muntazir, penggagas Komunitas Teman Motret mengungkapkan, awalnya komunitas ini hanya terdiri dari empat orang disabilitas dan empat orang pendamping yang normal pada akhir 2021 silam.

Keempat orang disabilitas ini mempunyai cita-cita bagaimana hak-hak kaum disabilitas bisa disamaratakan dengan orang-orang pada umumnya. Mengingat yang selama ini terjadi, keberadaan hakhak mereka sering dikesampingkan dengan alasan keterbatasan.

“Kami ingin membuktikan bahwa kreativitas yang bisa kami lakukan tidak hanya melulu pada kerajinan tangan saja, tetapi juga sudah mengarah kepada kemajuan dan perkembangan era teknologi saat ini,” ucapnya.

Pria tuna daksa ini melanjutkan, modal komunitas yang ia gawangi ini hanya semangat dan keinginan yang kuat. Sebab hingga kini, kamera serta alat lainnya yang digunakan untuk memotret merupakan hasil pinjaman dari seorang teman.

Tidak sampai di situ, bahkan studio tempat berlatih juga merupakan rumah teman, yang dengan suka rela membantu tanpa berharap imbalan apapun. Dengan ketulusannya, ia mau meminjamkan alat dan tempat untuk kita berlatih.

“Perlahan kita belajar memotret dengan baik secara otodidak. Sebab pendamping yang ada juga bukan fotografer profesional, hanya teman yang dengan ikhlas mau membantu kami,” katanya.

Pria yang akrab disapa Mumu ini menambahkan, meskipun belum genap satu tahun berdiri, namun perjuangan kami di komunitas kecil ini begitu berdarah.

“Namun karena kami tidak ingin pasrah terhadap keadaan yang ada, dengan segala keterbatasan kami ingin mengabdikan sebuah karya yang sempurna,” ucapnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT