LONDON, POSKOTA.CO.ID - Peneliti memperingatkan bahwa wabah baru virus Zika sangat mungkin terjadi, dengan mutasi tunggal virus yang cukup berpotensi untuk memicu penyebaran secara eksplosif.
Virus ini menyebabkan keadaan darurat medis global, pada tahun 2016. Saat itu, ribuan bayi yang lahir mengalami kerusakan otak setelah sang ibu terinfeksi saat hamil.
Studi terbaru yang dilakukan oleh tim La Jolla Institute of Immunology, California yang diterbitkan dalam jurnal Cell Reports menunjukan, virus Zika dapat dengan mudah berpindah dan menciptakan varian baru.
Varian baru ini mungkin terbukti efektif dalam menularkan virus, bahkan di negara-negara yang telah membangun kekebalan dari wabah Zika sebelumnya.
Kemudian, dilansir dari BBC, Rabu (13/4/2022), ilmuwan asal Amerika Serikat mengatakan, dunia harus waspada terhadap mutasi virus ini, meskipun teoretis temuan ini mengingatkan bahwa virus selain Covid-19 dapat juga menimbulkan ancaman.
Virus Zika disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi. Nyamuk jenis tersebut dapat ditemukan di seluruh Amerika (kecuali Kanada dan Chili, karena terlalu dingin) dan di seluruh Asia.
Bagi kebanyakan orang Zika merupakan penyakit ringan, tanpa efek jangka panjang tetapi, memiliki konsekuensi bencana bagi bayi dalam kandungan.
Menarik! 5 Takjil Favorit di Berbagai Negara
Adapun jika seorang ibu tertular virus Zika saat masa kehamilan, dapat membahayakan bayi yang sedang berkembang. Bayi dapat lahir dengan kondisi mikrosefali (kepala yang sangat kecil) dan merusak jaringan otak bayi.
Sebagai informasi, virus ini juga dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Hanya satu dari lima orang terinfeksi yang memiliki gejala seperti demam, ruam, dan nyeri sendi. Karena belum ada untuk mengobati virus ini, satu-satunya pilihan yaitu dengan mengurangi risiko digigit oleh nyamuk.
“Meskipun temuan ini terlihat seperti eksperimen laboratorium dan memiliki keterbatasan, hal ini menunjukan bahwa ada potensi kekhawatiran yang muncul selama siklus transmisi Zika normal dan mengingatkan kita bahwa pemantauan sangat penting untuk mengikuti evolusi virus,” ujar Dr Clare Taylor, dari Society for Applied Microbiology,dikutip juga dari BBC, Rabu (13/4/2022).
Hingga saat ini, peneliti mulai mengembangkan vaksin Zika untuk mencegah penyebaran serta melindungi wanita hamil. (Widaksono Gasta Gasti)