Mungkin juga, Ade Armando tak akan sekonyol itu bilamana ia memahami apa yang telah banyak diperbuatnya saat ini atau istilah lainnya mampu mengenali diri sendiri. Terlebih, demo mahasiswa 11 April 2022 kemarin tersebut dugaan ada disusupi orang-orang yang ingin menggagalkan tuntutan.
Sejatinya, Ade Armando yang menurupakan dosen di Ilmu Komunikasi tersebut mampu menangkap hal tersebut. Akan tetapi sebaliknya,
Ia seolah lugu sengaja masuk berada di antara kerumuman massa, dalam hal ini mahasiswa yang tengah menyuarakan aspira rakyat terhadap pemerintah.
Atau kah Ade Armando sebagai korban yang masuk dalam sebuah agenda setting yang memang telah direncanakan pihak tertentu atau kelompok untuk mengalihkan isu atau tuntutan demo mahasiswa.
Sehingga, yang tertangkap publik pun bukan lagi soal tuntutan demo, melaikan insiden penganiayaan dengan korban Ade Armando ini.
Kini disadari atau tidak, terbukti bahwa publik lebih ramai membicarakan insiden penganiayaan Ade Armando ketimbang apa yang menjadi tuntutan demo mahasiswa kemarin. Dan semoga, tidak ada lagi insiden Ade Armando lainnya pada aksi-aksi selanjutnya yang bakal digelar mahasiswa. (*)