Ade Armando Jadi Korban Pengeroyokan, ILUNI UI Kecam Segala Bentuk Kekerasan Saat Aksi 11 April

Selasa 12 Apr 2022, 11:45 WIB
detik-detik Ade Armando dikeroyok massa. (Foto: Diolah dari medsos).

detik-detik Ade Armando dikeroyok massa. (Foto: Diolah dari medsos).

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), mengecam keras segala bentuk kekerasan yang terjadi kepada Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip), Ade Armando dalam aksi demonstrasi mahasiswa pada Senin (11/4/2022) kemarin.

Ketua ILUNI UI, Andre Rahardian mengatakan, ia dan pihaknya menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang menimpa penulis buku 'Televisi Indonesia di Bawah Kapitalisme Global' itu.

Terkait insiden ini, ILUNI UI, kata dia, menilai pengeroyokan yang terjadi merupakan dampak dari masyarakat yang mudah terbelah.Menurutnya, hal ini terjadi seiring keprihatinan masyarakat atas situasi pandemi, gejolak sosial dan harga-harga yang naik serta tensi politik yang meningkat menuju Pemilu 2024.

"Kebutuhan mendesak saat ini adalah Kohesi Kebangsaaan, sehingga anak bangsa tidak mudah terpecah belah karena polarisasi yang semakin menajam," kata Andre, Selasa (12/4/2022).


Seharusnya, lanjut  Andre, diberikan hal untuk bebas berpendapat dan berekspresi meski sekalipun berada di tengah-tengah lautan massa yang bertolak belakang dengan haluan politiknya.

"Kedatangan beliau adalah bentuk ekspresi berpendapat yang seharusnya dilindungi undang-undang, apalagi dengan cara yang damai," ujar dia.

Selain itu, ia berharap agar ruang demokrasi dapat senantiasa dilindungi dari tindakan-tindakan dan ancaman-ancaman yang akan menodai demokrasi.

"ILUNI UI berkomitmen untuk menjaga ruang-ruang demokrasi, salah satunya melalui gerakan Kohesi Kebangsaan yang akan melibatkan banyak elemen masyarakat dan menghindari polarisasi politik di masyarakat yang harus bahu-membahu menangani pandemi dan dampaknya," tutup dia.

Respons Mahasiswa UI

Insiden pengeroyokan Ade Armando, ternyata juga menjadi topik perbincangan hangat di kalangan mahasiswa UI.

Rifaldi Apinino (23), mantan Ketua Umum Serikat Mahasiswa Progresif Universitas Indonesia (Semar UI) ini mengatakan, insiden pengeroyokan terhadap Ade Armando merupakan sesuatu yang tidak dapat dibenarkan atas dalih apa pun.

"Kalau bisa dibilang wajar, mungkin iya. Karena publik juga sudah terlanjur melihat dia sebagai sosok pembela rezim, hal itu bisa dilihat dari aktivitasnya di sosial media. Namun, kegiatan main hakim sendiri seperti ini tetap gak bisa dibenarkan," kata dia saat diwawancarai Poskota.co.id melalui sambungan telepon, Selasa (12/4/2022).

Mahasiswa tingkat 'injury time' itu pun meminta Kepolisian untuk bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku.

"(Hukuman bagi pelaku) ditindak sesuai hukum yang berlaku aja sih. Tapi yang jelas, terlepas dengan segala kontroversinya, pengeroyokan itu tak dapat dibenarkan," ucapnya.

Sementara itu, selaras dengan Rifaldi. Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi Fisip UI, Kintan (22) mengatakan, bahwa apa yang telah terjadi kepada Ade Armando adalah hal yang tidak bisa dibenarkan.

"Ini sudah jelas tidak bisa dibenarkan ya, selain dari merusak substansi demo itu sendiri. Jadi, saya harap polisi bisa sigap dengan menindak pelaku sesuai hukum," ujarnya.

Untuk diketahui, Dosen Fisip UI, Ade Armando menjadi korban pengeroyokan pada saat mengikuti aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Senin (11/4/2022).

Akibat hal tersebut, pegiat media sosial itu pun harus dilarikan ke Rumah Sakit usai menjadi bulan-bulanan massa yang mengakibatkan dirinya babak belur tak karuan.

Terkait hal tersebut, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Fadil Imran menyebut, bahwa polisi telah berhasil mengidentifikasi pelaku pengeroyokan pendiri Civil Society Watch (CSW) itu.

"Ada sekelompok massa yang kami sudah identifikasi lakukan pengeroyokan dan penganiayaan kepada saudara Ade Armando," kata Fadil di halaman Kompleks Gedung DPR/MPR RI, Senin (11/4/2022) malam. (Adam).

Berita Terkait

Ade Armando Masuk Agenda Setting

Rabu 13 Apr 2022, 06:33 WIB
undefined

News Update