JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Aksi Kericuhan buntut dari demonstrasi mahasiswa hari ini menimbulkan situasi yang tak kondusif sehingga mengakibatkan satu unit Pos Polisi di Jalan Pejompongan Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat dibakar massa.
Merespon hal tersebut, Tim Indonesia Automatic Fingerprint System (Inafis) Polda Metro Jaya terjun mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengidentifikasi barang bukti yang ada.
Berdasarkan pantauan Poskota.co.id di lokasi pada pukul 20.30 WIB, Tim INAFIS sedang melakukan olah TKP di Pos Polisi yang terbakar.
Menurut keterangan saksi, Haedar (23) salah seorang warga yang sedang melintas di dekat TKP mengatakan bahwa sebelum terjadi kebakaran, awalnya ada bentrokan antar polisi dengan demonstran.
"Kebetulan saya sempet liat. Jadi kronologinya awalnya ada bentrokan antar polisi sama entah para demonstran atau apa pokoknya mereka bentrokan ada tembakan gas air mata," katanya kepada awak media, di sekitar lokasi.
Haedar menuturkan, setelah ditembakkan gas air mata oleh polisi, massa aksi pun sempat membalasnya dengan kembang api.
"Mereka beberapa massa aksi juga ngebales pake kembang api. Setelah kejadian itu selesai polisinya pergi dari area Pejompongan ini," sambung Haedar.
Namun, bentrokan tersebut terjadi di depan gedung DPR RI. Nahas, diduga pembakaran pos polisi ini pun dianggap sebagai pelampiasan dari kekesalan massa terhadap polisi.
Tidak berapa lama, lanjut dia, massa aksi yang tadi lawan polisi itu dateng kesini dimana dia menyerang pospol ini, dia ngerusak plang presisi sampe pecah.
Massa aksi yang ricuh tersebut merusak plang pos polisi dengan menggunakan bambu, dilempari batu dan pada akhirnya dirobohkan bersama-sama.
"Saya liat pake bambu terus dilempar batu juga pada akhirnya bareng-bareng mereka robohin plang presisi," tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa massa yang merusak pospol tersebut awalnya hanya dua orang, kemudian yang lain terprovokasi untuk ikut merusak.
"Kalau yang ngerusak pospol lebih dari 5 orang, awalnya cuma satu atau dua orang doang, yang lai mencoba untuk membakar terus untuk ngerusak pospol ini sampe akhirnya yang lain terprovokasi dan yang lain ikut-ikutan," ujarnya.
Haedar juga menjelaskan awal mula pospol Pejompongan dibakar oleh massa.
"Awalnya pokoknya mereka nyalain api atau entah mereka bakar sesuatu di dalam pake minyak tanah juga kayaknya terus yaudah jadi gede," jelasnya, Senin (11/4/2022).
Tak hanya sampai disitu, setelah melakukan aksi ricuhnya itu, demonstran pun mendokumentasikan hasil kericuhannya.
"Mereka foto-foto malah di sini. Sebenarnya selain bakar pospol ini mereka juga bakar kursi di dalem, soalnya sepi tadi kondisinya ngga ada satu pun polisi, polisi juga tadi udah pada pergi setelah nembakin gas air mata," pungkas Haedar. (cr02)