SERANG, POSKOTA.CO.ID - Erick Thohir dinilai gagal dalam tugasnya menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Penikaian itu diberikan oleh eksponen aktivis mahasiswa Banten Tahun 2011.
Hal itu terungkap dalam acara Dialog Eksponen Forum Solidaritas Mahasiswa Banten (FSMB) Tahun 2011 di Kampoeng Hayam Cikulur, Kota Serang, Minggu (10/4/2022). Mereka pun memberikan sejumlah alasan.
Usep Saepudin Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menangah mengatakan, polemik kenaikan dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) disebabkan oleh gagalnya pengelolaan perusahaan milik negara.
"Pertalite langka, di tengah Pertamax naik ini bukan serta merta. Menterinya kebanyakan show up nyapres," ujarnya.
Kata Usep, pengelolaan sumber energi yang dikelola negara melalui BUMN seharusnya mampu memberikan jaminan agar semua kelas sosial masyarakat terlayani.
"Ini seperti tak sesuai janji Erick Thohir. Menjanjikan layanan maksimal malah tak sesuai dengan realisasinya," katanya.
Menurut Usep, Erick Thohir seperti terjebak pada kerja pencitraan. Seharusnya, Erick fokus membenahi BUMN seperti menstabilitaskan harga-harga hasil produksi perusahaan negara.
"Jangan bangga kalau Erick cuma bisa nyapres, tapi yang lebih utama mengendalikan hasil produksi BUMN untuk masyarakat," terangnya.
Mahendra Seftiansyah Banten Institute menilai Erick Thohir tak mampu memberikan dampak positif bagi pemberdayaan pengusaha lokal. Ia mengungkapkan, masih banyak ditemukan seperti di Kota Cilegon perusahaan BUMN bersaing dengan pengusaha lokal.
"Tugas pak Erick seharusnya mampu menjaga keseimbangan antara porsi pengusaha lokal dan BUMN. Ini gagal dilakukan," katanya.
"Erick Thohir bisa dikatakan mumpuni kalau berhasil melakukan keseimbangan pengelolaan BUMN tanpa membunuh pengusaha lokal," beber Mahendra.