ADVERTISEMENT

Cak Nun Berani Sindir PDIP di Markas Banteng: Bangsa Indonesia Besar, Tapi Presidennya Belum Tepat

Senin, 11 April 2022 16:23 WIB

Share
Cak Nun saat mengisi ceramah di markas PDIP, Ahad (10/4/2022). (Foto: YouTube PDI Perjuangan).
Cak Nun saat mengisi ceramah di markas PDIP, Ahad (10/4/2022). (Foto: YouTube PDI Perjuangan).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Cendekiawan muslim Muhammad Ainun Nadjib alias Cak Nun melontarkan kalimat bernada sindiran saat berceramah di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Ahad (10/4/2022). 

Dalam acara bertajuk "Sinau Bareng Cak Nun" itu, hadir Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI, Puan Maharani dan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Mereka berdua duduk bersebelahan dengan Cak Nun.

Saat tengah berceramah, Cak Nun menyinggung soal kebesaran bangsa Indonesia yang tak selaras dengan realita saat ini.

Cak Nun menerangkan, Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan 18 generasi. Bahkan, kebesaran Indonesia melampaui negara-negara adikuasa di dunia.

Sayangnya, kata dia, kebesaran bangsa ini tak mampu terimplementasikan dalam aksi nyata lantaran belum ada satupun pemimpin yang mampu mewujudkannya. 

"Ilmu kita menajemen kita akan jauh melebihi kalian semua. Cuman masalahnya sekarang belum tepat presidennya gitu aja. Jangan marah, jangan marah. Saya tidak mengatakan salah atau jelek, (tapi) belum tepat," kata Cak Nun, seperti disiarkan Channel YouTube PDI Perjuangan.

Krisis pemimpin ini menurut Cak Nun menjadi masalah yang belum terselesaikan oleh Indonesia. Namun betapapun ironi yang terjadi, Cak Nun tetap membanggakan Indonesia sebagai bangsa yang besar.

"Wahai amerika, wahai rusia, wahai semua negara merasa kuat dan adikuasa, jangan menganggap kalian benar-benar berkuasa karena kami adalah bangsa dengan peradaban yang punya skala waktu 18 generasi," ujar Cak Nun.

Sindiran Cak Nun ini diakuinya bukan untuk mengkritik. Namun dia mengaku heran mengapa cita-cita bangsa itu belum terealisasi meski sudah lebih 76 tahun merdeka.

"Kalau di bahasa Jawa ada bener, ada pener, Mba Puan. Itu sudah bener, tapi belum pener. Saya bukan mengkritik, saya penasaran dengan kebesaran Indonesia yang tidak bisa kita wujudkan," kata Cak Nun.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT