Bingung Pacarnya Bunting Dikasih Obat Malah Tewas

Senin 11 Apr 2022, 07:15 WIB
Nah Ini Dia, edisi: Bingung Pacarnya Bunting Dikasih Obat Malah Tewas. (Ilustrator: ucha)

Nah Ini Dia, edisi: Bingung Pacarnya Bunting Dikasih Obat Malah Tewas. (Ilustrator: ucha)

Bingung Pacarnya Bunting Dikasih Obat Malah Tewas

Pacar, tewasmasih pacaran lagi,

Sudah punya anak istri masih pacaran lagi. Giliran hamil,malah mau digugurkan. Celakanya, obat pemberian teman yang kerja di RSUD itu malah bikin tewas


DULSALAM (27),  ini orang tak ada syukurnya. Sudah punya anak istri masih pacaran lagi. Giliran hamil, dia tak mau tanggung jawab malah mau digugurkan. Celakanya, obat pemberian teman yang kerja di RSUD itu malah bikin tewas Fatma, 24. Walhasil Dulsalam dan 2 temannya ditahan polisi.

Berani berbuat mestinya berani tanggungjawab, jagung bakarane, wani tanggung perkarane. Tapi realitanya tak semudah itu. Misalnya cowok menghamili pacar alias ngebon duluan, banya cowok yang mau enaknya tak mau anaknya. Yang kasihan kan pihak wanita. Begitu anak lahir, tidak jelas siapa ayah si bayi, langsung dibuang atau malah dibunuhnya.

Begitu juga kelakuan Dulsalam warga Padangjaya Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Sudah punya anak istri mestinya fokus pada keluarga. Eh, dia malah masih jelalatan melihat barang bagus. Serasa masih bujangan saja, Fatma gadis yang memiliki sejuta pesona itu didekati, lalu dipacari dan kemudian.....digauli.

Itulah memang gaya anak milenial, pacaran menjurus ke alat vital. Padahal anak muda tempo dulu, hanya bermimpi memegang ujung jari saja sudah mera berdosa, sebagaimana lagu “Aryati” karya Ismail Marzuki. Pemuda sekarang mah, apaan jika hanya pegang ujung jari. Musti pegang-pegang yang lain, kalau perlu “ngebon” sekalian.

Ketika memacari Fatma juga seperti itu. Baru kenal sebulan sudah bicara soal “aset”, mentang-mentang dia karyawan BUMN. Karena kala itu Dulsalam mengaku bujangan, akhirnya Fatma pasrah saja “aset” miliknya diambil. Dan sejak itu asal ada peluang keduanya selalu berbuat layaknya suami istri. Tempatnya bisa di rumah, bisa pula di hotel.

Entah berapa kali Dulsalam menggauli si doi, tahu-tahu Fatma hamil dan tentu saja dia minta tanggungjawab. Kena batunya dah dia sekarang. Tapi dasar lelaki berjiwa kerdil tapi doyan onderdil, dia ada saja alasannya untuk mengelak. Sekarang Dulsalam berterus terang bahwa sudah punya anak istri. Mau poligami, selain dilarang oleh perusahaan juga tak memperoleh izin prinsip dari istri. Sedangkan mau menceraikan istri perdana juga tidak tega. “Gugurkan saja ya Dik Fatma.” Kata Dulsalam, yang ternyata namanya mengandung makna: urusan “jendul” maunya wasalam. 

Karena kepepet, sidoi hanya mengiyakan. Dulsalam pun lalu menghubungi teman akrabnya, Irfan, 27, curhat tentang masalahnya. Demi pertemanan,  Irfan pun kemudian menghubungi kawannya, Muhidi, 36, yang bekerja di RSUD Kapahiang. Dia tahu tentang cara-cara penggguguran janin, asal belum usia 4 bulan. Entah dapat dari mana, dia dapat resep dan kemudian diberikan pada Dulsalam untuk ditebus di apotek.

Obat pengguguran terbeli, Fatma pun diminta untuk meminumnya. Mungkin demi percepatan pengguguran, obat itu tak diminum sesuai petunjuk. Akibatnya, karena melebihi dosis, habis minum Fatma malah muntah-muntah. Dirawat di RS Kapahiang juga, hanya bertahan 3 hari alias meninggal.
Keluarganya tentu saja tidak terima, sehingga lapor polisi. Giliran Dulsalam yang panik dan curhat pada kedua rekannya. Dia malah disalah-salahkan. “Elo yang enak, kita-kita jadi kena getahnya.”, kata Muhidi dan Irfan. Memang benar, tak lama kemudian polisi menjemput mereka bertiga dan dinyatakan sebagai tersangka. Mereka punya andil atas kematian Fatma.

Berita Terkait
News Update