Kunjungi SMAN 4 Sukatani Depok, Ridwan Kamil Luncurkan Program Jabar Cekas dan Pesantren Ramah Anak

Jumat 08 Apr 2022, 15:28 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meluncurkan program Jabar Cekas dan Pesantren Ramah Anak di SMAN 4 Sukatani Depok. (foto: poskota/ angga)

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meluncurkan program Jabar Cekas dan Pesantren Ramah Anak di SMAN 4 Sukatani Depok. (foto: poskota/ angga)

DEPOK, POSKOTA.CO.ID – Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil membentuk program Jawa Barat Berani Cegah Tindak Kekerasan (Jabar Cekas) dan Pesantren Ramah Anak, untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan. 

Program ini, belajar dari kasus oknum guru cabul Herry Wirawan yang divonis pengadilan tinggi Jawa Barat hukuman mati. Nantinya, Jabar Cekas akan segera disosialisasikan sejumlah tingkat sekolah mulai SD, SMP, SMA, SMK dan SLB.

"Sebagai penggerak Jabar Cekas ini adalah Ketua PKK Jabar, Kepala TP3PA Jabar, Kepala OPD dan Kepala Daerah bertugas sebagai monitoring darung untuk di seluruh propinsi Jawa Barat," ujar pria yang akrab dipanggil Kang Emil ini, dalam kunjungan peresmian Jabar Cekas dan Pesantren Ramah Anak di SMAN 4 Sukatani, Depok, Jumat (8/4/2022).

Menurutnya, semua untuk dapat bersinergi dalam membuat langkah visi dan kerjasama dalam penanganan permasalahan perempuan dan anak terhadap dari masalah kekerasan fisik, seksual, dan lainnya.

"Dalam kasus ini kita tidak bisa hanya diam saja tetap harus dimonitor jadi masyarakat bisa jadi lebih cerdas," ucapnya.

Orang nomor satu di Jawa Barat ini mengaku pentingnya pendidikan etika dan moral dalam melawan sifat buruk.

"Penampilan tidak bisa juga menjadi tolak ukur serta melihat dari karakter dari gestur pakaian dan visual juga," tambahnya.

Selain itu, Kang Emil menyebutkan Provinsi Jawa Barat merupakan paling banyak penduduknya se Indonesia mencapai 50 juta-a, dann banyak menghadapi permasalahan.

"Permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat antara lain banyak berlomba bererebut sumber daya, gratis sekolah, berebut pelayanan kesehatan, dan berebur sumber daya masak seperti minyak goreng yang akhirnya menjadi langkah di pasaran," tuturnya.

Selain itu, Kang Emil menyebutkan sistem pendidikan melindungi mulai dari mengedukasi dari beberapa oknum segelintir mayorotas merusak citra di pendidikan itu sendiri.

"Untuk mengatasi masalah sosial ini seperti kekerasab adalah suka tidak suka menyetujui penerapan pendidikan keagamaannya," lugasnya.

Berita Terkait

News Update