Sedang Perangi Covid-19 dengan Kebijakan Zero-COVID, China Justru Temukan Subtipe Varian Omicron Baru

Minggu 03 Apr 2022, 21:30 WIB
Illustrasi Virus Covid-19. (Foto: Instagram/noticiasdequereatro)

Illustrasi Virus Covid-19. (Foto: Instagram/noticiasdequereatro)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – China yang sedang berusaha memerangi virus Covid dengan kebijakan "Zero-COVID" justru menemukan subtipe baru dari varian Omicron baru-baru ini 

Diketahui, subtipe varian Omicron tersebut ditemukan di dekat Shanghai, Cina.

Dilansir dari Newsweek, Global Times melaporkan iterasi terbaru dari virus berevolusi dari cabang Omicron BA.1.1 dan diisolasi dari pasien virus corona ringan di Kota Suzhou, yang terletak kurang dari 50 mil dari Shanghai.

Para ilmuwan telah mengatakan bahwa subtipe tersebut tidak sama dengan jenis virus corona lain yang menyebabkan wabah di negara atau di seluruh dunia, menyebabkan kekhawatiran bahwa hal itu dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar di wilayah tersebut.

Sementara itu, dilansir dari Bloomberg, Pemerintah Kota mengumumkan di akun WeChat-nya, bahwa kasus lain yang ditemukan di kota Dalian China Utara, pada hari Jumat juga tidak cocok dengan subtipe virus corona yang ditemukan di dalam negeri. 

Negara itu menambahkan lebih dari 13.000 kasus COVID-19 lokal pada hari Minggu, menandai jumlah tertinggi peningkatan harian di tengah wabah virus terbaru.

Khususnya Shanghai, telah menjadi salah satu kota yang paling parah dilanda, yang melaporkan total lebih dari 8.000 kasus, termasuk 7.788 infeksi tanpa gejala.

Pendekatan ketat China untuk mencegah penyebaran virus telah goyah dalam sebulan terakhir karena varian Omicron BA.2. BA.2 (disebut juga sebagai "varian siluman") merupakan subtipe Omicron yang bahkan lebih menular daripada strain BA.1 asli.

Heboh! Harga Pertamax Dikabarkan Akan Naik Mulai April

Varian tersebut juga, yang menyebabkan wabah infeksi yang signifikan di seluruh AS akhir tahun lalu.

BA.2 sekarang menjadi varian dominan di seluruh dunia, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengkonfirmasi minggu lalu bahwa varian virus tersebut menyumbang sebagian besar infeksi baru di AS.

Namun, karena subtipe terus menyebabkan wabah di seluruh China dan Eropa, para ahli di AS telah mencatat bahwa BA.2 tampaknya tidak terkait dengan peningkatan risiko rawat inap dibandingkan dengan BA.1. 

Berita Terkait
News Update