Sehingga, pertamina terakhir kali melakukan penyesuaian harga jual Pertamax pada 2019.
“Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun 2019," kata Irto.
Tak hanya itu, Irto menyatakan penyesuaian harga Pertamax masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya.
Kemudian, Irto mengeklaim harga pertamax itu tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya.
“Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat,” kata Irto.
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi menyatakan dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp16.000 per liter.
Lihat juga video “Kecelekaan Tragis di Wonosobo Menyebabkan Pengemudi Tewas di Tempat”. (youtube/poskota tv)
Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter ini masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya.
“Ini kami lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," ujar Irto. (cr05)