Adapun pernyataan ayahnya, Mulyadi Jayabaya, yang mendukung Jokowi untuk menduduki jabatan presiden tiga periode, kemungkinan karena adanya kedekatan dari segi gari politik Luhut Binsar Panjaitan yang merupakan politisi Partai Golkar.
Mulyadi Jayabaya dari karir politiknya dimulai dengan menjadi kepala Desa Cileles di Kecamatan Cileles. Selanjutnya, pada tahun 1975 masuk menjadi anggota Partai Golkar.
Dia kemudian sempat menjadi Wakil Ketua DPD II Golkar Kabupaten Lebak, dia menjadi tokoh terpandang saat itu. Mungkin ada garis politik dan jaringan yang bisa bertaut dengan Luhut karena faktor tersebut/
Meski demikian, dalam perjalanan karir Mulyadi, pada saat reformasi berjalan, dia beralih menjadi anggota PDI Perjuangan dan sempat menjadi ketua DPC Lebak tahun 2001.
Yang terakhir ini juga menarik, karena PDIP sudah jelas menolak jabatan presiden tiga periode. Dari sisi ini maka, kalau Mulyadi berseberangan dengan kebijakan PDIP.
Kalau begitu, mungkinkah kader PDIP di tingkat bawah itu mulai digarap? Namun, satu hal lagi, kemungkinan bisa juga Mulyadi sudah bukan kader partai mana pun, tapi dia masih punya pengaruh luas di Lebak, Banten.
Pemulihan Ekonomi
Dalam pernyataannya, Mulyadi Jayabaya mengungkapkan ralasan bahwa situasi pandemi Covid-19 yang belum juga selesai dan adanya dampak perang Rusia-Ukraina membuat pemangku kebijakan yakni Presiden harus berfokus dalam pengamanan ekonomi nasional.
"Yang terpenting itu saat ini adalah pemulihan ekonomi, jika ekonomi pulih dan aman. Maka kesejahteraan rakyat juga bisa terjamin," katanya.
JB juga berharap kedatangan Menko Marvest juga dapat membawa investasi ke Kabupaten Lebak guna kemajuan wilayah yang kini masih masuk ke wilayah tertinggal.
"Mudah-mudahan dengan datangnya Pak Luhut ke sini, maka dapat memikirkan investasi guna memajukan Banten," katanya.
Diketahui, dalam kunjungan ini, Menko Marvest juga sempat memeriksa progres pengerjaan Jalan Tol Serang-Panimbang sesi kedua. (*/win)