Tegas! Bupati Bogor Ade Yasin Tolak Proyek Pembangunan Kereta Gantung, Keukeuh Bangun Jalur II Puncak

Selasa 22 Mar 2022, 14:37 WIB
Suasana Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. .(Ist)

Suasana Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. .(Ist)

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Bupati Bogor, Ade Yasin menolak rekomendasi pembangunan kereta otomatis dan kereta gantung di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebagai solusi mengatasi kemacetan, oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Ia tetap bersikeras jika pembangunan jalur Puncak II dapat mengentaskan kemacetan di kawasan wisata Puncak.

Menurut Ade Yasin, proyek itu akan menelan anggaran negara hingga Rp7,3 Triliun. Anggaran sebesar itu dinilai terlalu mahal. 

Politisi dari PPP menyarankan untuk menyelesaikan pembangunan jalur Puncak II yang mana biayanya tidak akan menelan anggaran seperti pembangunan kereta gantung. 

"Kemahalan menurut saya, lebih baik Puncak 2 saja selesaikan, jalur Puncak 2 engga akan sampai 7 triliun, kalau Puncak 2 mah 1 triliun juga kurang," kata Bupati Bogor Ade Yasin, Selasa (22/3/2022).

Ia juga mengatakan, pembangunan kereta gantung sebaiknya dibangun untuk pariwisata, terlebih jika jalur Puncak II dibangun dan selesai, maka masyarakat yang akan menuju Bandung dan Cianjur akan terbantu. 

"Saya kira kereta gantung untuk wisatanya saja. Tapi kepentingan masyarakat yang akan menuju Bandung, Cianjur itu kurang terbantu. Kalau Puncak 2 kan keluarnya di Cianjur, yang ke Bandung bisa lewat situ," jelasnya. 

Sebelumnya, BPTJ merekomendasikan pembangunan kereta otomatis dan kereta gantung untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak, Bogor. Proyek itu diprediksi menelan dana Rp7,3 triliun. 

Kajian itu dilakukan untuk mencari solusi mengurai kemacetan di kawasan Puncak. BPTJ merekomendasikan kombinasi kereta automated guideway transit (AGT) dan kereta gantung. 

"Dengan pertimbangan tersebut, hasil kajian merekomendasikan bentuk moda transportasi berbasis rel yang paling memungkinkan untuk dibangun di Puncak adalah kombinasi antara kereta AGT dan kereta gantung," kata Direktur Prasarana BPTJ Jumardi kepada wartawan, Senin (21/3/2022). (Billy Adhiyaksa) 

Berita Terkait

News Update