JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pedagang Pasar Slipi, Palmerah, Jakarta Barat belum mau menjual minyak goreng (migor) kemasan. Hal itu dikarenakan harga migor kemasan yang saat ini telah melambung tinggi.
Pedagang Migor, Syawal (65) mengaku, sudah dua minggu ini tidak menjual minyak goreng karena harga modalnya cukup tinggi.
Sehingga Syawal menimbang, dirinya lebih memilih mengosongkan persediaan migor kemasan di tokonya itu.
"Masih tinggi harganya, kalau jual pasti belum jalan lah kalau harga segitu," ucap Syawal saat ditemui, Minggu (20/3/2022).
Untuk itu, dirinya terpaksa menjual minyak curah demi memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya pedagang gorengan.
Adapun minyak curah yang dia jual tersebut perkilonya yaitu Rp20 ribu.
"Jadi saya mau jual kemasan untungnya dikit jadi jualnya curah saja saat ini," tegas Syawal.
Syawal sendiri tidak mengetahui pasti penyebab kenaikan migor kemasan itu. Intinya, saat ini dirinya belum mau menjual migor kemasan lantaran untung yang sedikit.
"Jadi kami yang mau jualan minyak pada mikir-mikir, omsetnya dikit banget," tuturnya.
Sementara itu, pedagang gorengan di kawasan Palmerah, Sutrisno (43) mengaku semenjak harga migor kemasan naik, dirinya beralih memakai migor curah.
Hal itu dilakukan agar dirinya tetap mendapatkan untung berjualan gorengan.
Sebab dia menilai, jika memakai migor kemasan, maka pria yang akrab disapa Trisno itu mengaku hanya mendapat untung sedikit.
"Yang dua liter minyak kemasan sekarang Rp50 ribu, sementara saya gabisa naikin harga gorengan karena yang beli pada komplain. Malah ga ada yang beli," terangnya.
Trisno menjelaskan, dirinya yang membeli minyak curah dengan harga Rp20 ribu perkilo, lebih mendapatkan untung ketimbang memakai migor kemasan dengan harga Rp50 ribu per dua liter.
"Lebih mending pakai minyak curah. Tadinya saya pakai yang kemasan, cuma berhubunga harga tinggi saya balik pakai minyak curah," tutupnya. (Pandi)