INTERNASIONAL, POSKOTA.CO.ID - Perdagangan minyak pada minggu ketiga, Jumat, (18/3/2022) kembali bergejolak. Karena tidak adanya kemajuan dalam kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina, meningkatkan momok sanksi yang lebih ketat dan gangguan yang berkepanjangan untuk pasokan minyak.
Pidato Presiden Rusia pada kamis kemarin, juga membuat kegelisahan pasar tentang akan konflik yang berkepanjangan.
Dilansir dari reuters.com, harga minyak mentah Brent melonjak $2.43, atau sebesar 2.3%, menjadi $109.07 per barel pukul 1 pagi waktu setempat, setelah melonjak hampir 9% pada hari kamis kemarin.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik sebesar 2.3%, menjadi $105.73 per barel.
Krisis pasokan ini terjadi bukan hanya karena sanksi terhadap Rusia, tetapi juga pembicaraan nuklir yang tersendat-sendat dengan Iran, berkurangnya stok minyak, dan kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 di China yang memukul pasar selama seminggu ini.
Analis mengatakan bahwa pidato putin, komentar juru bicara Rusia yang mengatakan bahwa pembicaraan damai adalah ‘salah’ dan Presiden AS, Joe Biden yang menyebut putin ‘penjahat perang’ semua hal itu memicu gelombang pembelian pada hari Kamis.
“Volatilitas telah membuat para pemain takut keluar dari pasar minyak, yang nantinya akan memperburuk perubahan harga.” Kata analis yang dikutip dari reuters.com, Jumat, (18/3/2022).