ADVERTISEMENT

Ajak Santri Gencar Dakwah di Medsos, Kepala BNPT Gemakan Islam Rahmatan Lil Alamin

Kamis, 17 Maret 2022 11:19 WIB

Share
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dialog langsung dengan Gus Kikin ( Pimpinan Ponpes Tebu Ireng )
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar dialog langsung dengan Gus Kikin ( Pimpinan Ponpes Tebu Ireng )

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA. CO.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengajak santri gencar dakwah di media sosial (medsos) dengan mengembangkan narasi Islam rahmatan lil alamin. 

"Dakwah di medsos penting dilakukan karena medsos banyak dipakai kelompok tertentu untuk menyebarkan paham radikalisme," kata Boy Rafli, Kamis ( 17/3/2022).

Boy Rafli gencar melakukan silaturahmi ke berbagai daerah untuk mengajak para santri berdakwah di media sosial. Pada awal pekan ini, Kepala BNPT berada di Jombang, Jawa Timur. 

Ia bersilaturahim ke Pondok Pesantren Tebu Ireng. Setelah diterima KH Abdul Hakim Mahfidz atau Gus Kikin, mantan Kadiv Humas Polri tersebut  ziarah ke makam pendiri NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari dan makam Gus Dur. 

Boy kemudian bergeser ke Pesantren Tahfidz Alquran Cinta Rosululloh, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Jombang, Senin (14/3/2022).

Silaturahmi Kepala BNPT dilanjutkan ke Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang. Ia ditemani Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab berziarah ke makam pendiri NU KH Wahab Chasbullah.

Dalam silaturahmi di Jombang ini, Boy Rafli mengajak kalangan santri untuk semakin gencar berdakwah di media sosial. Pasalnya media sosial selama ini banyak dipakai kalangan tertentu untuk menyebarkan paham radikalisme.

Paham radikalisme tersebut tidak sekadar wacana. Sebanyak 2.157 orang Indonesia berangkat ke Syiria untuk bergabung dengan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria). Mereka dimanfaatkan ISIS untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dengan melakukan pendudukan di beberapa provinsi. Kejahatan kemudian terjadi dengan pembunuhan.

Dari jumlah 2.157 orang Indonesia di Syiria, sebagian ada yang meninggal, di tahan dan sebagian lagi kembali ke Indonesia. 

“Ada juga yang hari ini masih berada di kamp pengungsian, utamanya wanita dan anak-anak. Jumlahnya kisaran 370. Dari jumlah itu yang berusia di bawah 10 tahun sebanyak 82 anak,” pungkasnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT