ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Migor Bikin Tekor

Senin, 14 Maret 2022 05:23 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

RAKYAT menjadi korban minyak goreng. Itulah kata yang lagi viral belakangan ini menyusul langkanya minyak goreng (migor). Tak hanya di gerai minimarket, juga pasar – pasar tradisional.

Krisis migor menjadi obrolan sehari – hari tak hanya di perkantoran bertingkat, hotel berbintang, kafe mewah hingga Warteg mepet sawah.

Di mana – mana terlihat antrean panjang calon pembeli minyak goreng. Antrean migor pun menyisakan kisah pilu. Seorang ibu rumah tangga, Sandra (41) meninggal dunia ketika sedang antre hanya untuk mendapatkan 1 liter migor, di depan gerai minimarket di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Sabtu (12/3/2022).

Itulah gambaran sehari – hari rakyat Indonesia yang lagi berburu migor, dengan beragam dukanya. Tak hanya ibu rumah tangga, juga bapak- bapak ikut mengantre untuk istrinya di rumah.

Begitu barang datang, dalam sekejap sudah ludes. Tak jarang mobil pembawa migor baru parkir di depan toko, calon pembeli sudah mulai mengantre.

Antrean kian panjang, begitu warga yang mengetahui ada dropping migor, ikut bergabung dalam antrean.

Ironi, di negeri yang kaya sumber daya alam pertanian, di negeri yang melimpah dengan penghasil minyak sawit (bahan mentah migor) terbesar di dunia, rakyatnya antre migor karena krisis stok. Langka di pasaran.

Aneh juga juga kalau sampai krisis, lantas migornya dikemanakan. Apa ditimbun dulu, biar harganya naik lagi atau adanya permainan para cukong? Itulah pertanyaan yang mencuat di kalangan konsumen warteg yang mulai mengurangi menu goreng – gorengan.
“Migor di mana – mana bikin tekor,” kata Yudi, pelanggan warteg.

Bukan cuma uangnya, tenaga untuk memburunya, juga pikirannya. Migor bikin susah rakyat, apalagi wong cilik. Selagi tersedia migor murah, belum dapat duit, eh... giliran dapat uang, migornya masih menghilang. Sedih...oh sedih... (jokles).


 

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT