JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Arab Saudi telah mengeksekusi 81 pria selama 24 jam terakhir, termasuk tujuh warga Yaman dan satu warga Suriah, atas tuduhan termasuk "kesetiaan kepada organisasi teroris asing" dan memegang "keyakinan menyimpang".
Dilansir dari Aljazeera, Ahad (13/3/2022), jumlah tersebut mengerdilkan 67 eksekusi yang dilaporkan di kerajaan pada tahun 2021 dan 27 pada tahun 2020.
"Orang-orang ini ... dihukum karena berbagai kejahatan termasuk membunuh pria, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah," kata kantor berita negara Saudi Press Agency
“Kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang ini juga termasuk berjanji setia kepada organisasi teroris asing, seperti ISIS, al-Qaeda dan Houthi,” tambahnya.
SPA menyebut beberapa melakukan perjalanan ke zona konflik untuk bergabung dengan organisasi teroris.
“Terdakwa diberi hak untuk didampingi pengacara dan dijamin hak penuh mereka di bawah hukum Saudi selama proses peradilan,” katanya.
"Kerajaan akan terus mengambil sikap tegas dan teguh terhadap terorisme dan ideologi ekstremis yang mengancam stabilitas seluruh dunia," tambah laporan itu.
Eksekusi massal terakhir Arab Saudi adalah pada Januari 2016, ketika kerajaan itu mengeksekusi 47 orang, termasuk seorang pemimpin oposisi terkemuka Syiah yang telah menggalang demonstrasi di kerajaan itu.
Pada 2019, kerajaan memenggal 37 warga Saudi, kebanyakan dari mereka minoritas Syiah, dalam eksekusi massal di seluruh negeri karena dugaan kejahatan terkait “terorisme.
Catatan hak asasi manusia Arab Saudi berada di bawah pengawasan yang meningkat dari kelompok-kelompok hak asasi dan sekutu Barat sejak pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada 2018.
Ia telah menghadapi kritik keras terhadap undang-undang yang membatasi ekspresi politik dan agama, dan penerapan hukuman mati, termasuk untuk terdakwa yang ditangkap ketika mereka masih di bawah umur.