Sidney Jones: Negara Perlu Perjelas Definisi Radikalisme Agar Tak Gampang Sematkan Kepada Orang atau Kelompok yang Berbeda

Sabtu 12 Mar 2022, 17:53 WIB
Sidney Jones (kanan-bawah) dalam Seminar Nasional bertema, "Tantangan dan Strategi Kontra Radikalisme di Indonesia" yang digelar di Kampus Paramadina, Jakarta Selatan, Sabtu (12/3/2022).ist

Sidney Jones (kanan-bawah) dalam Seminar Nasional bertema, "Tantangan dan Strategi Kontra Radikalisme di Indonesia" yang digelar di Kampus Paramadina, Jakarta Selatan, Sabtu (12/3/2022).ist

"Dan begitu emosi itu tinggi, bisa saja orang keluar dari ceramah pada saat itu dan mulai bikin kekerasan terhadap orang yang mereka tidak senangi," ungkapnya. 

"So, menurut saya, itu bisa bersifat penghasutan dan seharusnya saat itu ditangkap," imbuhnya. 

Sementara itu, Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Sunaryo menyoroti fenomena konservatisme agama di Indonesia yang perlu diwaspadai.

Menurutnya konservatisme yang berkembang di Indonesia cenderung membuat masyarakat anti terhadap perbedaan.

Ia pun meminta negara untuk membuat kebijakan terukur agar kelompok konservatif tidak semakin membesar. 

"Hal tersebut yang dihighlight oleh Cak Nur, kecenderungan seseorang yang belajar agama semakin anti terhadap orang yang berbeda. Hal tersebut menurut saya harus diwaspadai," ujarnya. 

Hal senada juga disampaikan Herdi Sahrasad. Ia berpendapat radikalisme tumbuh di kalangan anak muda yang kemudian teralienasi oleh modernitas yang kemudian memperoleh ceramah dari penceramah konservatif dan radikal.

"Di Indonesia kita melihat munculnya kelompok-kelompok pengajian eksklusif yang tidak ingin bersosialisasi dengen tetangga kemudian mendapatkan penetrasi atau ajaran radikal dari ulama garis keras yang eksklusif," katanya. (Adji).

Berita Terkait

News Update