Chelsea Hancur Dibekukan, Pemerintah Inggris Beri Sanksi kepada  Abramovich Karena Pro Rusia

Kamis 10 Mar 2022, 18:29 WIB
Roman Abramovich pemilik klub Liga Premier Chelsea. (sumber: Instagram/chelsea.uruguay)

Roman Abramovich pemilik klub Liga Premier Chelsea. (sumber: Instagram/chelsea.uruguay)

LONDON, POSKOTA.CO.ID – Roman Abramovich telah mendapatkan sanksi dari Pemerintah Inggris. Seluruh aset Abramovich, termasuk Chelsea, telah dibekukan. 

Diketahui, hal tersebut berkaitan dengan Pemerintah Inggris yang mengetahui Roman Abramovich termasuk figur yang pro terhadap Rusia. 

Adapun dari sanksi yang diberikan berkaitan dengan penjualan dan kontrak pemain, yang terkesan tak memberikan celah sedikit pun bagi Roman Abramovich untuk menyelamatkan Chelsea.

Di antara sanksi yang diberikan, Pemerintah Inggris melarang Chelsea menjual tiket menonton langsung, merchandise. Kemudian, mereka juga dilarang jual-beli pemain, melakukan perpanjang kontrak pemain.

Berdasarkan informasi, jika sanksi tersebut masih berlaku hingga akhir Juni 2022, Chelsea diprediksi akan kehilangan beberapa pemain bintangnya, yaitu:

  1. Antonio Rudiger
  2. Saul Niguez
  3. Andreas Christensen
  4. Azpilicueta
  5. Charly Munsoda Jr

Meskipun begitu, Chelsea diberi izin khusus oleh Pemerintah Inggris untuk tetap melanjutkan aktivitasnya dalam sepak bola.

Adapun terkait penjualan tiket menonton langsung, yang masih diperbolehkan adalah penonton dengan tiket musiman.

Mobil Kijang Hancur Diamuk Masa Akibat Tabrak Lari

Update terbaru menyatakan, ada salah satu calon pembeli yang masih tertarik untuk membeli Chelsea, terlepas dari sanksi yang diberikan Pemerintah Inggris kepada Abramovich.

Sehingga, Chelsea pun masih bisa dijual, dalam catatan penjualan Chelsea benar-benar sepenuhnya diambil alih oleh Pemerintah Inggris (UK) dan tanpa ada campur tangan sedikit pun dari Abramovich.

Sebagai informasi, Roman Abramovich merupakan  seorang miliarder Rusia sekaligus pemilik penuh saham klub Liga Premier Chelsea dan perusahaan investasi Millhouse Capital. Ia dikabarkan menjadi salah seorang yang tergabung dalam oligarki Rusia. (Ibriza Fasti Ifhami)

Berita Terkait
News Update