DPR: Kenaikan Harga BBM Bisa Ganggu Pemulihan Ekonomi Nasional

Minggu, 6 Maret 2022 12:11 WIB

Share
Ilustrasi pengisian BBM. (Foto : bensinkita.com)
Ilustrasi pengisian BBM. (Foto : bensinkita.com)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Amin Ak mewanti-wanti pemerintah untuk tidak menaikan harga BBM jenis subsidi. Kebijakan menaikkan harga BBM pada saat ini, berpotensi mengganggu upaya pemulihan ekonomi di dalam negeri yang terdampak pandemi Covid-19 berkepanjangan.

“Kalau harga BBM naik akan menurunkan daya beli masyarakat yang saat ini masih megap-megap. Jika daya beli kembali turun, maka program pemulihan ekonomi nasional bisa gagal,” kata Amin dalam keterangan tertulis, Ahad (6/3/2022).

Kenaikan harga BBM bukan hanya mempengaruhi sektor transportasi tapi selalu menimbulkan multiflier effect.

Kenaikan biaya transporasi akan berdampak pada kenaikan harga-harga bahan pokok yang sangat membebani rakyat menengah ke bawah. Kenaikan harga BBM juga akan memicu kenaikan harga bahan baku, baik bagi usaha mikro, kecil, menengah hingga industri besar. 

“Tanpa kenaikan harga BBM subsidi, sejumlah bahan pokok sudah naik karena pemerintah gagal mengelola stabilisasi pasokan. Bisa dibayangkan harga bahan pokok akan terus melonjak jika harga BBM naik,” tegasnya.  

Kekhawatiran Amin bahwa pemerintah bisa saja menaikkan harga BBM bersubsidi melihat beberapa gejala, misalnya Pertamina menaikkan harga BBM non subsidi. Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex pada 12 Februari 2022 dan per 3 Maret 2022.

Kenaikan harga minyak mentah global mulai berdampak pada harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Sudah dua kali dalam sebulan ini.

Diperkirakan, perang antara Rusia dengan Ukraina bisa mendorong tren kenaikan harga minyak dunia lebih lama lagi, termasuk Indonesia Crude Price (ICP).

Merujuk data Kemeterian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga minyak mentah Indonesia pada Februari 2022 lalu ditetapkan US$ 95,72 per barel, naik dari Januari 2022 sebesar US$ 85,89 per barel. Harga tersebut jauh diatas asumsi APBN 2022 sebesar US$ 63 per barel.

Wakil rakyat dari Dapil Jatim IV itu mendesak pemerintah untuk menyiapkan skenario penambahan subsidi BBM dengan mengalihkan anggaran dari proyek-proyek yang belum mendesak. Jangan sampai karena ambisi pada proyek tertentu, rakyat harus menanggung beban yang semakin berat.

Halaman
Editor: Muhammad Rio Alfin Pulungan
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar