JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Konflik besar berikutnya antara kekuatan dunia akan melibatkan persenjataan atom dan akan menjadi bencana besar bagi umat manusia. Diplomat top Rusia telah memperingatkan, di tengah meningkatnya kebuntuan dengan Barat atas serangan militer Moskow di Ukraina.
Kantor berita negara Rusia TASS melaporkan pada hari Rabu bahwa Sergey Lavrov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera bahwa “Perang Dunia III akan menjadi perang nuklir yang menghancurkan.”
Dia juga mengklaim bahwa jika Ukraina memperoleh akses ke persenjataan atom, Rusia akan menghadapi “bahaya nyata.”
Dilansir dari RT, Kamis (3/3/2022), pernyataan Lavrov muncul setelah dia menjelaskan pada konferensi perlucutan senjata Jenewa pada hari Selasa bahwa tidak akan ada pemenang jika perang nuklir meletus.
Diplomat top Moskow, yang berbicara melalui tautan video, juga meminta AS untuk melepaskan hulu ledaknya dari Eropa. Dia juga menuduh Kiev mengancam akan melanggar status non-nuklirnya.
“Kami tidak dapat menerima bahwa bertentangan dengan ketentuan dasar Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir, persenjataan atom AS masih berada di wilayah beberapa negara Eropa,” kata pejabat veteran itu.
Dia melanjutkan dengan mengklaim bahwa "bahaya yang ditimbulkan oleh rezim [Presiden Ukraina Volodymyr] Zelensky ke negara-negara tetangga dan keamanan internasional telah meningkat secara signifikan setelah otoritas Kiev memainkan permainan berbahaya terkait dengan rencana untuk memperoleh senjata nuklir mereka sendiri."
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan penempatan unit darat negara itu, yang dilengkapi dengan rudal balistik antarbenua, serta kapal dari Armada Utara dan Pasifik, dalam siaga tempur tinggi pada hari Minggu. Dia bersikeras bahwa langkah itu dilakukan setelah "sanksi tidak sah" terhadap Moskow dan "pernyataan agresif" yang dibuat oleh pejabat AS dan Uni Eropa.
Angkatan bersenjata Rusia melancarkan serangan ke Ukraina Kamis lalu menyusul pidato presiden kepada negara tersebut. Tujuan serangan itu, menurut Putin, adalah untuk melumpuhkan militer Kiev dan menyingkirkan apa yang disebut "elemen Nazi" dari negara Eropa Timur itu.(*)