Setelah diperlihatkan bukti-bukti tersebut, Fadil kemudian memanggil salah seorang anggota untuk menindaklanjuti penyadapan ponsel yang dilaporkan oleh Rita.
"Nanti coba ditindaklanjuti informasi dari ibu Rita ini, katanya ada orang yang menyadap WA-nya," ujar Fadil kepada anggota tersebut.
Itulah salah satu bentuk komunikasi Kapolda Metro Jata, Irjen Fadil Imran ketika melayanai warga. Merespons positif setiap pengaduan masyarakat, apa pun bentuk keluhan dan pengaduan warga masyarakat adalah kewajiban bagi setiap polisi di mana pun berada.
Apa yang dilakukan Irjen Fadil adalah contoh konkret bagaimana polisi melayani masyarakat. Siapa pun yang mengadukan, apapun bentuk pengaduan, di manapun, kapan pun dan dalam situasi apapun.
Keteladanan seperti inilah yang hendaknya dibangun oleh seorang pemimpin di tingkat manapun. Keteladanan semacam ini akan efektif karena dapat menular kepada anak buahnya. Tidak perlu surat perintah, tidak perlu surat edaran segala, anggota akan mengikuti jejaknya. Malu, komandannya saja mau turun tangan melayani warga dengan ramah, masa anak buah berpangku tangan?
Yah, pemimpin harus memberi contoh yang baik, banyak menebar kebaikan, bukan keburukan yang dapat memicu kegaduhan.
Pemimpin hendaknya menjalankan filosofi Ing ngarso sung tulodo, di depan memberi contoh, teladan tentang kebaikan. Ing madya mangun karso – di tengah membangun semangat, jiwa kejuangan, pengabdian dan perlindungan kepada masyarakat. Tut wuri handayani – di belakang memberi dorongan dan dukungan serta peluang kepada anak buah untuk semakin berkreasi dan berinovasi.
Lihat juga video “Mayat Pasutri Ditemukan Tewas Berlumuran Darah di Sumur Rumahnya”. (youtube/poskota tv)
Semoga keteladanan Irjen Fadil Imran, dalam membangun komunikasi dengan masyarakat, termasuk menerima aduan warga kian menular menjadi budaya kerja ke semua satuan di jajaran Polda Metro Jaya. (jokles)