JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil merekam video tentang terjadinya ledakan matahari. Yang merekam ledakan matahari terebut adalah Pesawat Ruang Angkasa Solar Orbiter.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan bukti yang nyata bahwa dia merekam ledakan matahari. Penelitian dari ESA ini sangatlah istimewa fenomena ini disebut Solar Prominence yang falam bahasa indonesia disebut Tonjolan Surya.
Peristiwa erupsi matahari dengan bentuk cakram matahari yang tampak penuh, peristiwa ini dapat menyebabkan peledakan matahari. Tonjolan surya adalah struktur besar dari garis medan magnet untuk menjaga plasma matahari agar bumi dan matahari tetap padat permukaan.
Tonjolan surya dikaitkan dengan massa corona atau yang disebut coronal mass ejections (CME) energi tersebut dapat mengganggu teknologi seperti satelit, ledakan matahari tersebut pada tanggal 25 Februari 2022 yang dikaitkan dengan Full Sun Imager (FSI) dari Extreme Ultraviolet.
“Viewing Margiri cakram detail yang menakjubkan direkam oleh badan FSI direkam dari jarak 3,5 juta kilometer, setara lima kali radius matahari," demikian laporan ESA dilansir dari CNN, Sabtu (26/2/2022).
Rekaman Full Sun Imager memang khusus untuk merekam pergerakan matahari, dalam penerbangan pada tahun 24 Maret pesawat Antariksa melintas dalam jarak 0,3 jarak matahari dan bumi. Teleskop luar angkasa seperti satelit ESA, NASA, dan SOHO mengamati aktivitas matahari.
Parker Probe NASA melakukan pengamatan pergerakan matahari, Korona atau atmosfer bagian atas guna untuk mengambil sampel partikel dan medan magnet. ESA menilai aktivitas matahari menemukan para ahli untuk lebih mengetahui fenomena terhubung cakram matahari.
Siklus matahari diperkirakan terjadi di pertengahan tahun 2005, aktivitas matahari berdampak jaringan listrik, satelit, GPS, maskapai penerbangan, roket, dan astronot di luar angkasa.(*)