JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk perang dengan Ukraina mengakibatkan harga-harga komoditas energi internasional seperti minyak dan gas melonjak.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi Energi (Komisi VII) DPR RI dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Mulyanto, meminta pemerintah mengantisipasi masalah ini jangan dengan mengorbankan rakyat melalui cara menaikkan harga energi domestik.
“Fraksi PKS minta pemerintah cepat mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk tersebut dan tidak mengambil solusi gampangnya saja dengan mengorbankan rakyat melalui cara menaikkan harga BBM, gas LPG, dan listrik domestik,” kata Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima Poskota, Jumat (25/1/2022).
Menurut Mulyanto, pemerintah harus memberi perhatian khusus dan bekerja ekstra keras untuk mencari jalan keluar mengatasi persoalan lonjakan harga komoditas energi dunia ini agar masalah ini tidak merembet dan berpengaruh negatif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.
Sebab, Indonesia saat ini sudah termasuk dalam kelompok negara net importer migas, terutama BBM dan gas LPG. Kenaikan harga migas dunia secara langsung akan berpengaruh negatif bagi perekonomian nasional.
“Pemerintah jangan sekedar latah dengan menaikkan harga BBM, gas LPG, dan listrik domestik. Kalau langkah ini yang diambil, maka diduga dapat memicu inflasi. Yang menderita adalah masyarakat luas," jelasnya.
Harga LPG dan BBM non subsidi baru-baru ini sudah naik. Termasuk juga komoditas minyak goreng, kedelai dan daging sapi. Sementara pandemi Covid-19 masih belum beranjak turun dan daya beli masyarakat belum pulih benar. Jadi Pemerintah diminta untuk tidak menambah beban masyarakat yang sudah berat ini,” kata Muluyanto.
Untuk itu menurut Mulyanto, berbagai upaya untuk mereduksi ketergantungan kita pada BBM dan gas LPG internasional harus semakin dipercepat.
“Yang sudah sangat mendesak adalah konversi pembangkit listrik tenaga diesel dengan gas atau EBT, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur. Selain itu adalah konversi gas LPG untuk keperluan rumah tangga dan industri dengan gas alam,” katanya.
Dalam jangka pendek Mulyanto mengusulkan agar Pemerintah menghidupkan kembali gerakan penghematan migas nasional. Ini penting, apalagi di tengah pandemi yang ada.
Dalam jangka panjang program mobil listrik, pembangunan kilang minyak dan peningkatan lifting migas menjadi sangat strategis. Sayanganya program-program ini terkesan lambat bila tidak ingin dikatakan jalan di tempat.