ADVERTISEMENT

Hentikan Mogok, Perkuat Swasembada Pangan

Jumat, 25 Februari 2022 09:00 WIB

Share
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat panen padi.(Ist)
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat panen padi.(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Penulis : Wartawan Poskota, Deny Zainuddin

 

BELUM tuntas protes para produsen tahu tempe, hingga berakhir mogok jualan selama 3 hari karena disebabkan tingginya bahan baku berupa kedelai, kini warga dan pedagang kembali dipusingkan dengan melonjaknya daging sapi dan bahan-bahan komoditi lainnya di pasar.

Padahal, bulan Ramadhan masih sekitar 1 bulan lagi, tapi nyatanya harga-harga telah dulu menanjak.

Beberapa barang komoditi yang terasa lebih dulu mengalami kenaikan seperti daging sapi, dari yang semula hanya Rp120 ribu/ Kg, kini menjadi Rp155 ribu – Rp160 ribu/ Kg di pasarannya. Menurut para pedagang, kenaikan itu dapat terus terjadi seiring jelang puasa dan lebaran.

Dikatakan pedagang juga, bahwa kenaikan harga tersebut tidak beriringan dengan kenaikan pendapatan mereka juga. Pasalnya, harga daging yang didapat pedagang juga ikut menaik, kemudian banyak pembeli yang beralih untuk mengkonsumsi hingga akhirnya terjadi penurunan omzet.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JPPDI), Asnawi menuturkan para pedagang bakal menggelar aksi mogok jualan selama lima hari, mulai tanggal 28 Februari hingga Jumat, 4 Maret 2022.

Aksi mogok jualan itu, menurutnya karena harga daging sapi terus melonjak sejak 3 bulan terakhir. Dikatakan Asnawi harga daging sapi yang dibeli pedagang dari RPH menyentuh angka Rp108 ribu – Rp109 ribu/ Kg. Padahal, Februari tahun lalu hanya Rp94 ribu/ Kg.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan data pada tahun 2021 kebutuhan daging sapi mencapai hampr 700 ribu ton atau setara dengan 3,6 juta ekor sapi. Sedangkan, produksi dalam negeri hanya 400 ribu ton.

Melonjaknya harga daging sapi dan komoditi lainnya belakangan ini memang hal biasa, terlebih saat menjelang Ramadhan dan peringatan hari-hari besar agama setiap saat. Meski demikian, kondisi ini tetap tidak dapat dibiarkan terjadi terus menerus karena harus ada tanggung jawab pemerintah untuk mengendalikan dan menstabilkan harga.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT