ADVERTISEMENT

Giring Ganesha Mundur dari Rencana Jadi Capres, Pengamat: Lha Memang Elektabilitasnya Jeblok, Tak Laku Dijual

Jumat, 25 Februari 2022 16:47 WIB

Share
Ketua Umum DPP PSI, Giring Ganesha. (dok.PSI)
Ketua Umum DPP PSI, Giring Ganesha. (dok.PSI)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

 

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pilpres masih jauh, karena akan digelar pada 2024. Banyak calon sudah siap-siap untuk menggalang dukung dan berupaya menaikkan popularitas dan keterpilihan.

Namun, di tengah suasana seperti itu, kini bakal calon presiden dari PSI, Giring Ganesha, menyatakan mundur dari pencalonan.

Terkait keputusan Giring Ganesha mundur dari rencana jadi capres, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga mengatakan, mundurnya Giring Ganesha sebagi capres seharusnya disyukuri Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Ia menyebut, Giring memang tidak layak menjadi capres. Elektabilitasnya jeblok, hingga kini tidak naik-naik.

 

Padahal, foto Giring sudah terpampang dimana-mana. Namun elektabilitasnya tidak terkerek. Ini artinya, Giring memang tak laku dijual.

"Mundurnya Giring nyapres tidak akan mempengaruhi eleltabilitas PSI. Sebab, untuk.mengerek elektabilitasnya saja tidak bisa, apalagi untuk mendongkrak elektabilitas partainya," kata Jamiluddin Ritingga, Jumat (25/2/2022).

Karena itu, lanjutnya,  kalau PSI ingin masuk Senayan, seharusnya memilih capres yang tepat. Namun disayangkan, PSI memilih sembilan capres tapi tidak memasukan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Padahal kalau dua nama ini ikut diusung, peluang mendongkrak elektabilitas PSI lebih besar.

Sembilan nama yang akan diusung, Emil Dardak, Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Mahfud MD, Muhammad Andika Perkasa, Mochamad Ridwan Kamil, Muhammad Tito Karnavian, Najwa Shihab, dan Sri Mulyani Indrawati. Dari sembilan nama ini hanya dua nama, Ganjar Pramono dan Ridwan Kamil, yang punya elektabilitas tinggi.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT